Kamis, 24 April 2025

Gambaran Surga dalam Kitab Suci Islam. Bahasa Harfiah atau Metafora?

 


Dalam Al-Qur’an Surga digambarkan sebagai sebuah tempat yang memiliki Sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, terdapat pepohonan dengan buah-buahan yang ranum dan istri-istri yang suci. Seperti yang terdapat dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 25:

“ Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir Sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘inilah yang pernah diberikan kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”

Gambaran surga yang diumpamakan dalam Al-Qur’an dapat  memikat hati Masyarakat pagan Arab, jika mereka beriman dan berbuat baik maka baginya surga yang penuh dengan air, disuguhkan buah-buahan dan disiapkan istri-istri. Dari perumpaan tersebut, kita bisa menilik bagaimana kondisi alam Geografis orang Arab tempat Dimana wahyu Qur’an diturunkan. Tidak bersahabatnya kondisi alam membuat mereka kekurangan sumber air dan tandusnya tanah padang pasir mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan bahan makanan. Peperangan-peperangan yang terjadi di antara mereka banyak disebabkan oleh kebutuhan pokok tersebut, bahkan dipicu oleh kecintaan kepada seorang Wanita.

Kebutuhan fisik berupa air dan buah-buahan, serta kebutuhan  biologis berupa istri-istri (bentuk jamak) merupakan fenomena dan realita yang menimpa Masyarakat Arab. Untuk menggugah kepercayaannya, agar mereka mau beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw. dan kemudian diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata maka Al-Qur’an perlu menyampaikan dalam bentuk gaya Bahasa tashbih, yaitu surga diperumpamakan anhar (Sungai-sungai), di dalam surga mereka diberi Tsamarah (Buah-buahan), dan disiapkan azwaj Muthahharah (Istri-istri yang suci). Dengan kondisi geografis Arabia yang tidak ramah, maka pemilihan kata atau frase yang disajikan Al-Qur’an seperti pada ayat tersebut di atas sangat memotivasi keyakinan mereka sekaligus menjadi dambaan dalam hidupnya.

Selain itu dalam ayat lain dijelaskan bahwa surga juga diumpamakan sebagai tempat yang teduh lagi nyaman. Seperti yang terdapat dalam surat an-Nisa ayat 57:

“… dan kami masukan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.”

Kata zhalla dalam frase zhillan zhaliila berarti teduh atau naung di mana sinar Mentari tidak mampu menembusnya. Penduduk surga dimasukkan ke dalam tempat yang teduh, menjadi bagian ungkapan untuk menggambarkan kemuliaan dan anugerah Allah yang diberikan kepada mereka yang  beriman dan berbuat Kebajikan.

Secara iklim, Kawasan Arab memiliki keadaan alam yang tandus dan kering, bila musim panas suhu matahari terasa membakar, dan sebaliknya jika musim dingin cuaca berubah menjadi sangat dingin. Oleh sebab itu, pemilihan kata zhalla sebagai salah satu kenikmatan di dalam surga. Seperti yang diungkapkan Abu Abdillah ar-Razy adalah karena Jazirah Arab merupakan daerah yang sangat panas, sehingga keberadaan tempat yang teduh zhillan zhaliila bagi mereka menjadi kebutuhan vital untuk menggapai ketenangan. Di kalangan Masyarakat Arab sendiri kata zhalla sudah menjadi Bahasa konvensi atau sebagai Bahasa kinayah bagi orang-orang yang memerlukan ketenangan hidup. Oleh karena itu pemilihan frase zhillan zhaliila yang diungkap Al-Qur’an untuk menggambarkan kenikmatan surga adalah sangat sesuai dengan konteks geografis yang melatari penduduk Arab Ketika itu.  Maka tidak patut juga disalahkan Ketika ungkapan-ungkapan tersebut dipahami sebagai ungkapan yang bersifat metaforik-simbolik.

Di sisi lain, Kita juga bisa merujuk salah satu hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang Gambaran surga :

“Allah berfirman: ‘Aku telah sediakan bagi hamba-hambaku yang shalih kenikmatan surga  yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga,  dan tidak pernah terlintas di hati seorang manusia pun.”

Hadis di atas semakin memperkuat bahwa penggambaran surga dalam Al-Qur’an hanyalah sebuah metafora untuk memotivasi keyakinan mereka (Penduduk Arab)  pada saat itu , dengan dilihat dari letak geografis mereka tinggal dan kebiasaan-kebiasaan mereka. sedangkan poin inti dari Surga yang disediakan Allah bagi para hambanya yang shalih adalah suatu tempat yang akan membuat tenang dan tanpa kebisingan (zhillan zhaliilan) yang keberadaannya bahkan tidak pernah terlihat oleh Indera mata dan telinga, tidak pernah pula terlintas di hati dan pikiran manusia. Waallahu a’lam

Sumber : H. Jazilul Fawaid, SQ, MA. Bahasa Politik Al-Qur’an.


Senin, 20 Januari 2025

Muhammad Sang Yatim

 

Menyelami lagi sejarah masa lalu dari sang Manusia Mulia tak pernah mendatangkan kejenuhan, justru kerinduan seperti runtuh begitu deras bak guyuran air hujan. Muhammad Sang Yatim karya Muhammad Sameh Said adalah buku ke-6 dari sejarah Nabi Saw. yang saya baca dari penulis yang berbeda-beda. Dan saat saya mengakhiri kisah di halaman terakhir setiap buku sejarah Nabi Saw. yang terbaca, doa terbaik saya langitkan untuk semua Umat Muhammad Saw. yang dengan penuh kecintaan dan kerinduan menuliskan perjalanan hidup Muhammad Saw. untuk kemudian membuat para pembacanya semakin merindukan sang kekasih Tuhan…

Semoga tulisan-tulisan itu akan menjadi pahala kebaikan yang akan akan terus mengalir sampai dunia menemui akhir masanya… (Untuk Tasaro GK atas Novel Biografi 4 Jilidnya yang berhasil membuat saya sangat merindukan sosok Muhammad Saw. untuk Muhammad Jebara atas buku Muhammad The World Changer yang mengupas lebih dalam Kehidupan Muhammad Saw. dan selera pribadinya. Untuk Martin Lings atau Abu Bakr Siraj al-Din atas buku Muhammad Kisah Hidup berdasarkan Sumber Klasik. Untuk Abdul Fattah Abu Ghuddah atas buku Muhammad Sang Guru yang menceritakan tentang keteladanan Muhammad Saw. dalam mendidik keluarga dan para sahabatnya. Dan kepada semua Penulis buku Sejarah hidup Muhammad Saw.) Alfatihah

Buku Muhammad sang Yatim ini menjadi buku yang saya baca setelah saya Kembali dari Ziarah ke tanah perjuangan sang Kekasih Tuhan, Muhammad Saw. kata orang obat rindu adalah bertemu, tapi di kota penuh cinta (Madinah) pertemuan justru menjelma kerinduan yang semakin mendalam dan tak kutemukan lagi Dimana obatnya. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad

Buku dengan 587 halaman ini benar-benar mengurai kisah-kisah yang Sebagian belum  dituliskan pada buku-buku sejarah yang saya baca sebelumnya. Saya menyoroti satu kisah Muhammad kecil saat dalam pengasuhan kakeknya, Abdul Muthalib. Betapa kemuliaan akhlaknya Muhammad Saw. memang tiada bandingnya, Ketika Muhammad kecil semua orang-orang sekitarnya sudah mengakui keindahan dan kebenaran dari perilakunya. Semua orang bersaksi bahwa Muhammad adalah lelaki dengan budi pekerti yang sangat luhur.

Kisah masa kecil Muhammad diceritakan dalam Buku Muhammad sang Yatim hlm 441. Pada satu kesempatan seorang Arab datang dari pedalaman mengadu kepada Abdul Muthalib. “Aku mengalami pencurian di negeri kalian, hartaku yang kutaruh di sabuk dirampas. Sabukku hilang dan juga hartaku.” Abdul Muthalib lalu menjamunya di rumahnya sampai sabuknya ditemukan. Tiba-tiba Muhammad kecil yang mengetahui masalah itu teringat bahwa salah seorang temannya  Bernama Muaz menemukan sabuk dari kain wol yang dengan cepat menyembunyikannnya. Muhammad kecil lalu memanggil Muaz dan meminta sabuk itu. Namun Muaz menolak, tapi Muhammad kecil bersikeras memintanya. Muaz malah mengancam akan memukulnya, tetapi Muhammad kecil tidak takut pada ancamannya dan bersikeras untuk mengambil sabuk tersebut. Anak-anak lain yang merupakan kawan Muaz berkata, “Hai Muhammad, engkau ini kawan dan teman kami. Kita sudah menemukan uang dan itu halal bagi kita. Engkau juga akan mendapat bagianmu sebagaimana kamu semua.”

Muhammad kecil membalas, “Itu adalah harta orang Arab yang sedang berkunjung, dia adalah tamu kita. Harta itu harus dikembalikan kepadanya.” Anak-anak itu meminta Muhammad kecil agar diam saja, tetapi ia tetap bersikeras menolak dan berkata, “Bagaimana aku bisa diam sementara aku mendengar orang mengeluh dan mengaduh.” Mereka berkata, “Pulanglah ke rumahmu, biarkan orang Arab itu pergi dan kita bagi harta ini.” Muhammad kecil berkata lagi, “Apa kalian mengajakku untuk berbohong?” mereka berkata, “Apakah ada yang memintamu untuk berbohong?” Muhammad kecil membalas, “Apakah bukan kebohongan jika aku berlaku diam atas kebenaran dan aku sembunyikan apa yang kulihat dan kudengar?” seorang dari mereka berkata, “Bagimu setengah jika engkau mau diam.” Muhammad berkata, “Apa gunanya harta bagiku jika akhlakku telah hilang?” mereka berkata, “Kami akan memukulmu dan tak mau lagi berteman denganmu.” Muhammad berkata, “Lakukan sesuka hati kalian.”

Mereka lalu berkerumun memukulinya hingga hal itu memancing keramaian. Akhirnya, ibu Muaz datang dan membawa sabuk tersebut dan menyerahkannya kepada Muhammad kecil seraya mengatakan “Ini adalah amanahmu dan tidak perlu ada pertikaian dan permusuhan.” Mereka pun mengembalikan harta itu kepada pemiliknya. Seseorang berteriak bahwa Muhammad kecil patut mendapat ganjarannya, tetapi Muhammad kecil membalas ucapannya, “Kita tidak perlu diberi ganjaran hanya karena menunaikan Amanah.” Orang Arab si pemilik sabuk berkata, “Sungguh engkau adalah yang jujur lagi terpercaya.” Masya Allah

Kisah di atas hanya salah satu kisah dari Muhammad kecil yang begitu mulia akhlaknya, perjalanan hidupnya benar-benar menggugah siapapun yang membacanya.  Dalam buku Muhammad sang Yatim, penulisnya menyuguhkan narasi yang menggetarkan jiwa para pembaca, bagaimana tidak bergetar, Ketika seorang lelaki Yatim namun dalam kurun waktu 23 tahun mampu melakukan revolusi besar-besaran dan melahirkan peradaban yang tiada bandingannya. Bahkan setiap peperangan yang dilakukan kaum Muslim semasa Nabi Saw. hidup maupun setelah wafat beliau, jumlah pasukan Kaum Muslim selalu tak pernah lebih banyak dari lawannya, tapi mereka mendapat kemenangan sampai mampu menaklukkan negara adidaya Romawi dan Persia. Kunci yang diamanahkan Nabi Saw. hanya satu “Jangan takut Mati” Jiwa yang mencintai Allah dan Rasulnya itulah yang menyebabkan mereka tak takut dengan lawan-lawannya yang memiliki kekuatan luar biasa di mata manusia.

Keimanan dan kecintaan Sahabat kepada Muhammad Saw. adalah puncak tertinggi keimanan, karena mereka rela meninggalkan apapun yang mereka miliki demi menemani dan melindungi sang kekasih Tuhan yang akhlak dan wajahnya teduh bak rembulan. Aisyah berkata tentang Muhammad Saw, “Beliau adalah orang yang paling baik , orang yang paling mulia, suka tertawa dan tersenyum.” Kemudian Abdullah bin Harits berkata, “Aku tak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum selain dari Rasulullah Saw.”

Kemudian Anas bin Malik yang merupakan Khodimnya Rasulullah Saw. sejak usia 10 tahun juga berkata, “Aku telah melayani Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun, demi Allah beliau tidak pernah mengeluh sekalipun kepadaku, tidak pernah mengomentari apa yang aku lakukan, kenapa aku melakukan ini dan itu. Tidak pernah berkomentar pada sesuatu yang belum aku perbuat. Beliau tidak pernah mencelaku, tidak pernah memukulku, tidak pernah menghardikku, tidak pernah bermuka masam kepadaku, tidak pernah menegurku jika aku terlambat melakukan perintahnya dan jika salah seorang istri beliau menegurku, beliau berkata ‘Biarkanlah dia, jika dia mampu tentu akau dilakukannya’.”

Selamat menyelami Samudra kisah dan sejarah yang sarat akan hikmah, dan semoga kita semua akan bertemu dalam naungan kerinduan yang sama kepada manusia mulia kekasih Tuhan, Muhammad Saw.

Yaa Rasulullah…

Izinkan kami semua menapaki tanah dakwah perjuanganmu, karena rindu ini begitu menggetarkan dan penuh air mata kerinduan.

Yaa Rasulullah Kekasih Tuhan…

Semoga kerinduan ini mengantarkan kami untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan menjalankan semua sunnah kebaikanmu…

Yaa Rasulullah dengan penuh rindu yang mencekam, aku mencintaimu.

Meskipun engkau tahu, banyak kepalsuan dan peluh dosa dalam diriku.

Tapi aku tak berdusta bahwa cinta  dan rindu ini benarlah adanya…

Semoga engkau ridhai ku untuk menjadi umatmu…

Aamiin

Dari Umatmu yang penuh Kepalsuan

 



Kamis, 02 Januari 2025

72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

 


Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda, akhir tahun 2024 pun saya sedang menikmati salah satu buku yang sudah cukup lama berdempet-dempetan di rak buku perpustakaan   yaitu Asiyah -Sang Mawar Gurun Firaun- sebuah novel best seller yang ditulis oleh Sibel Eraslan.

Selain kisah Asiyah sang ratu Mesir dengan keanggunan dan keimanan yang disembunyikannya, dalam buku ini saya menyoroti satu kisah saat Musa as. Berdakwah di hadapan Firaun dan para anak buahnya di istana.

Pada saat itu, Musa as. Melemparkan tongkat yang berada di tangannya ke tanah sampai berubah menjadi seekor naga besar dan membuat suara  penghuni istana mengguncang sampai ke akar-akarnya. Kejadian itu membuat mereka mengatakan bahwa itu semua adalah sihir yang akan menghancurkan Kerajaan Mesir. Karena kejadian itulah kemudian Firaun meminta kepada Musa as. untuk bertarung pada saat waktu yang ditentukan.

Firaun dan para penasihat Istana segera mempersiapkan untuk hari pertarungan yang bertepatan dengan Hari raya Hiasan. Para penasihatnya menyebutkan nama para ahli dalam bidang alkimia dan sihir satu persatu. Dengan tandu-tandu yang dikirim ke seluruh wilayah, para penyihir, ahli kimia dan ahli mumi paling mahir dipanggil ke istana untuk mempersiapkan misi pertarungan melawan Musa as. Setelah rapat dan disuksi yang cukup Panjang, akhirnya terkumpulah 72 ahli yang mahir sebagai calon lawan Musa as.

Hari pertarungan itu pun tiba, tepat pada acara Hari raya Hiasan Dimana seluruh rakyat sedang berkumpul untuk merayakan Hari raya tersebut, merekapun berkumpul untuk menonton pertarungan antara Musa as. Dengan para penyihir yang telah disiapkan Firaun. Tujuh puluh dua ahli penyihir muncul di Tengah lingkaran penonton, ratusan unta yang membawa alat-alat mereka, Bersama dengan para pemimpin yang berdiri di atas keledai menampilkan pemandangan yang megah. Melihat pemandangan itu semua, Musa as. bergumam lirih “Jangan berkata bohong di hadapan Allah, orang yang menuduh Allah, akan kalah sejak awal.”

Kemudian seorang penyihir maju diiringi ahli-ahli alkemi terkenal, ia bertanya kepada Musa “Kau yang melempar pertama atau kami wahai Musa?” sedangkan  Musa as. Memandang para penyihir yang tampak seperti panglima perang dengan baju-baju megah yang mereka gunakan. “Kalian duluan” Jawab Musa as. dengan penuh keyakinan atas apa yang didengar dari Allah.

Seketika gelombang aneh sihir mulai terlihat di pusat kota. Para ahli sihir sungguh menarik perhatian para penonton dengan tali-tali dan kayu-kayu mereka, setiap kota seakan-akan dipenuhi ular dengan ukurannya yang beragam. Musa as. Cukup terkejut menyaksikan itu semua, di hadapannya terdapat sebuah kekuatan gabungan yang besar. Di Tengah kesendiriannya dalam kerumunan itu, Musa pun berserah diri kepada Allah dan berlindung kepadanya.

Tibalah saat giliran Musa untuk melemparkan tongkatnya, ia pun melemparkannya ke tanah dan yang terjadi pun terjadi. Dengan pertolongan Allah dan sebagai sebuah Pelajaran, tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar, melahap semua ular penyihir yang ada, memusnahkan semua sihir yang berada di hadapannya. Dan pada saat itulah para penonton takjub dengan kejadian Ajaib di depan mata mereka, seolah ular Musa as. Menelan seluruh hiasan kuno Mesir. Dan yang membuat kisah ini begitu sarat akan Pelajaran adalah 72 penyihir yang terkesima dengan apa yang mereka lihat itu seketika langsung bersujud sambil terucap kata taubat  dan penyesalan dari lisan mereka. “Kami Percaya kepada Tuhannya Musa”  Dalam Alquran disebutkan “kepada Tuhannya Musa dan Harun”.

Para penyihir itupun tetap bersujud diikuti oleh para asistennya yang berjumlah kurang lebih seratus lima puluh ribu orang yang  bersujud pula di waktu yang sama. Hari raya yang benar-benar menghancurkan Firaun. Dengan amarah yang tinggi, Firaun berteriak, “Kalian beriman kepada tuhannya Musa tanpa meminta izinku, begitukah?” namun yang terjadi para penyihir itu bergeming tetap bersujud dan menangis, menyesali perbuatannya dan bertaubat kepada Tuhan Musa, Tuhan semesta alam. Mereka seakan terlahir Kembali dengan perasaan yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.

Firaun semakin murka “Jadi tidak diragukan lagi bahwa ahli yang mengajarkan sihir kepada kalian adalah Musa!. Kalian akan membayar besar pengkhianatan ini! Tangan dan kaki kalian akan dipotong. Kalian akan digantung di pohon-pohon, dengan demikian kalian akan mengerti bahwa hukuman yang aku berikan sangat kejam!”

Kisah pertarungan Musa as dengan para penyihir itupun diabadikan dalam Alquran surat al-A’raf ayat 115-126:

قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِمَّآ اَنْ تُلْقِيَ وَاِمَّآ اَنْ نَّكُوْنَ نَحْنُ الْمُلْقِيْنَ

Mereka (para penyihir) berkata, “Wahai Musa, engkaukah yang akan melemparkan (lebih dahulu) atau kami yang melemparkan?

قَالَ اَلْقُوْاۚ فَلَمَّآ اَلْقَوْا سَحَرُوْٓا اَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوْهُمْ وَجَاۤءُوْ بِسِحْرٍ عَظِيْمٍ

Dia (Musa) menjawab, “Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka, ketika melemparkan (tali-temali), mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan mereka takut. Mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).

وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَلْقِ عَصَاكَۚ فَاِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَۚ

Kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka, tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka.

فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَۚ

Maka, terbuktilah kebenaran dan sia-sialah segala yang mereka kerjakan.

فَغُلِبُوْا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوْا صٰغِرِيْنَۚ

Mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.

وَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْنَۙ

Para penyihir itu tersungkur dalam keadaan sujud.

قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Mereka berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,”

رَبِّ مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ

(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun.”


قَالَ فِرْعَوْنُ اٰمَنْتُمْ بِهٖ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّ هٰذَا لَمَكْرٌ مَّكَرْتُمُوْهُ فِى الْمَدِيْنَةِ لِتُخْرِجُوْا مِنْهَآ اَهْلَهَاۚ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ 

Fir‘aun berkata, “Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini untuk mengusir penduduknya. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).

لَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَاُصَلِّبَنَّكُمْ اَجْمَعِيْنَ

Pasti akan aku potong tangan dan kakimu dengan bersilang (tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya) kemudian sungguh akan aku salib kamu semua.”

قَالُوْٓا اِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَۙ

Mereka (para penyihir) menjawab, “Sesungguhnya kami hanya akan kembali kepada Tuhan kami.


وَمَا تَنْقِمُ مِنَّآ اِلَّآ اَنْ اٰمَنَّا بِاٰيٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاۤءَتْنَاۗ رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَࣖ 

Engkau (Fir‘aun) tidak menghukum kami, kecuali karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.” (Mereka berdoa,) “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).”

Dalam buku Asiyah -Sang Mawar Gurun Firaun- diceritakan bahwa salah satu dari tujuh puluh dua penyihir itu  berdiri dan memberikan jawaban Panjang atas ancaman Firaun.

“Kami melihat sebuah hal yang besar di sini. Apa yang kami lihat bukan sihir maupun guna-guna. Tapi, jika memang seperti itu pasti kami akan mengetahuinya. Di balik apa yang kami lihat ini terdapat sesuatu. Ketahuilah, kami takkan meninggalkan kebenaran dan takut dengan ancamanmu! Betapa hebatnya apa yang telah kami lihat, kami takkan berbalik dari Cahaya ini. Apa yang kau putuskan, putuskanlah. Kami tak peduli dengan hal itu. Keputusan yang akan kau berikan kepada kami dan yang lainnya hanya berlaku di dunia yang fana ini. Kami telah menerima bukti yang cukup tentang sesuatu yang abadi. Kami percaya pada Allah yang abadi. Kami terkesima dengan apa yang kami lihat, kami bersujud dalam cinta dan kenikmatan tanpa bisa terbangun lagi. Kami bertaubat memohon ampun atas semua kesalahan dan kekhilafan kami kepada Allah. Sekarang, hal terbesar bagi kami, ujian yang paling besar adalah mendapatkan ampunan dari Allah, bukan Kau! Kau bisa membuat kami tak memiliki kaki, tangan dan kepala di jalan ini. Dan memang kami mengeluh terhadap tangan, kaki dan kepala kami yang telah menenggelamkan diri kami dalam lautan dosa. Apa itu kepala, kaki, dan tangan? Semua itu adalah rintangan fana dunia. Kau bisa membuat kami tak bertangan, berkaki dan berkepala di hadapan dirimu dan dunia ini. Kami tidak akan membalikkan diri kami dari Allah. Apa yang ingin kau lakukan, lakukanlah! Kau akan melihat kami di antara orang-orang yang setia dan tak berbalik dari kata-kata. Tak penting! Bagaimanapun juga, kami akan Kembali kepada Allah, kami adalah mukmin-mukmin terdepan, kami mengharapkan ampunan Allah dan cukuplah kami Bersama Allah.”

Saat juru bicara penyihir itu berbicara dengan penuh keimanan yang meluap, konon daratan dan langit ikut berdzikir bersamanya, ia memandangi teman-temannya yang masih bersujud menangis. Seolah mereka kehilangan kesadaran dalam dzikirnya yang dalam, sampai tidak memahami situasi di sekitarnya. Ketika algojo mengayunkan pedang, mereka mati syahid dalam sujudnya tanpa mengangkat kepala mereka dan tanpa menengadah sekalipun.

Masya Allah  betapa keimanan kepada Allah yang dalam telah membuat mereka hanyut dalam naungan cinta, tidak ada apa-apa lagi yang mereka lihat dan harapkan kecuali keridhaan Allah, Tuhan Musa, Tuhan semesta alam.

Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Qs Yusuf: 111)

Kisah-kisah masa lalu disebutkan dalam Alquran agar kita generasi setelahnya mampu mengambil banyak Pelajaran. Selamat menyelami Samudra ilmu dan hikmah, semoga bermanfaat…

Waalahu a’lam


 


Selasa, 24 Desember 2024

Muhammad: Sang Cahaya Peradaban

 


Muhammad Muhammad Muhammad...

 wahai kekasih Allah yang akhlaknya teduh bak sinar rembulan. dulu aku tak mengerti kenapa kafir Quraisy pernah menahan siapapun orang luar jazirah Arab yang berziarah ke Mekah untuk jangan sampai mereka bertemu denganmu. kafir Quraisy menganggap kau layaknya tukang sihir yang menghipnotis siapapun yang bertemu denganmu dan pada akhirnya akan mengimanimu dan mencintaimu. 

Ternyata anggapan kafir Quraisy tentang sihir dan hipnotis itu seperti benar adanya (meskipun pada hakikatnya semua itu tak lain karena engkau adalah benar-benar seorang nabi) bahkan ketika engkau sudah terbaring suci di tanah peristirahatan Madinah, siapapun yang menziarahimu termasuk aku umatmu yang kerdil penuh lumpur dosa ini, benar-benar terhipnotis olehmu, tersihir pada tanah perjuanganmu. rasanya sudah tidak ada tempat yang benar-benar ingin aku datangi lagi kecuali tempat di mana di bawah tanahnya terbaring jasad suci dan indahmu.

Wahai kekasih Allah, hanya engkau satu-satunya manusia yang dalam kurun waktu 23 tahun mampu melakukan revolusi besar-besaran dan melahirkan peradaban yang tiada tandingannya. bahkan jutaan orang kini datang kepadamu dan menangis merindukanmu. kini dalam deretan ribuan air yang turun ke bumi aku melantunkan harapan agar Tuhan mengizinkan lagi Dan lagi untukku dan semua umatmu bisa kembali menziarahi tanah suci. Aamiin 


Dari Umatmu yang lemah, kerdil penuh lumpuran dosa...

Minggu, 01 Desember 2024

MEMBELA PALESTINA MEMBELA KEMANUSIAAN

 


Palestina merupakan negara dengan penduduk Mayoritas Muslim. Meski begitu, di salah satu kota Palestina yaitu Haifa, Komunitas-komunitas Muslim, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan dalam hubungan yang cukup harmonis. Pada tahun 1854, hanya ada komunitas kecil orang Yahudi di Haifa berjumlah 32 orang dari keseluruhan penduduk Haifa 2.012 orang, sementara muslim 1.200 orang dan selebihnya Kristen terutama dari aliran Ortodoks yang memang sudah turun temurun dianut oleh orang-orang Kristen Palestina. Namun pada tahun 1920 pemukiman Yahudi mulai tumbuh di area itu, sebagiannya dibangun dengan sokongan dari Jewish National Fund dan organisasi-organisasi Zionis Amerika. Pada tahun 1929, situasi di Palestina mulai memanas, dipicu oleh meningkatnya pemukiman Zionis dan memburuknya situasi ekonomi dunia. Tepat pada Juli 1938 dua buah bom Teroris Yahudi meledak dan menewaskan lebih dari  60 orang Palestina, sementara beberapa orang Arab yang menjadi pegawai di Perusahaan-perusahaan Yahudi beserta beberapa orang Yahudi cedera dan tewas oleh serangan balik dari pihak Palestina.

Konflik Palestina dan Israel bukanlah konflik kemarin sore, pada saat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengambil alih mandat Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris, PBB membagi wilayah Palestina menjadi dua negara, satu untuk Arab Palestina dan satu untuk bangsa Yahudi. Pembagian tersebut diadopsi sebagai Resolusi PBB Nomor 181 pada tahun 1947. Tentu hal itu memicu penolakan keras dari Arab Palestina sehingga menyebabkan Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948 yang kemudian dimenangkan oleh Israel dan mengakibatkan terbentuknya negara Israel dan rakyat Pelestina pun mengungsi.

Peristiwa ini dikenang oleh salah satu pejuang Perempuan Palestina Leila Khaled, ia mengenang masa kecil pertemanannya dengan salah satu teman Yahudi bernama Tamara,  “Titik balik pertemananku dengan Tamara terjadi pada 29 November 1947 ketika PBB mempartisi Palestina antara aku dan Tamara. Tamara diberi 56 persen dari tanah airku, sementara aku diharapkan untuk menerima Keputusan itu dan memberi selamat pada kaum Tamara.[1]

Namun perlu digarisbawahi, bahwa korban dari konflik panjang antara Palestina-Israel ini bukan hanya terjadi di umat Muslim Palestina, tetapi juga warga Palestina yang menganut agama lain seperti Kristen, Druze dan bahkan Yahudi sendiri. Maka dari itu, konflik antara Palestina dan Israel bukanlah konflik agama antara Islam dan Yahudi, bahkan data 2022 menunjukkan di Israel jumlah penduduk Muslim mencapai 17%.

Konflik itu terus berlangsung selama puluhan tahun, Sebagian dunia menutup mata tak ingin melihat dan menutup telinga enggan mendengar tentang Perang yang semakin memanas dan tidak terkendali. Tuan Rumah terusir dari rumahnya sendiri, sementara sang tamu, Israel dengan dukungan Sebagian negara-negara Barat termasuk Amerika menguasai wilayah yang direbutnya selama perang-perang dengan negara-negara Arab, seperti tepi Barat, jalur Gaza dan bagian dari Yerusalem Timur. Beberapa kali Upaya dilakukan untuk mengehentikan konflik Palestina-Israel yang terus terjadi diantaranya perjanjian Oslo pada tahun 1993 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), serta perundingan Camp David pada tahun 2000 yang sudah hampir mencapai kesepakatan namun akhirnya gagal.

Konflik berkepanjangan itu menyebabkan ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa menjadi pengungsi yang sekarang tinggal di berbagai negara dan kamp Pengungsian, sementara 2 juta orang rakyat Pelestina dikurung dalam penjara terbuka di jalur Gaza, akses terhadap sandang pangan dan Pendidikan dibatasi, hak hidup mereka dirampas, bahkan terhitung sejak Oktober tahun 2023 Israel melakukan genosida besar-besaran, sehingga menyebabkan puluhan ribu menjemput syahidnya di bawah reruntuhan bangunan-bangunan berkepul debu dan asap. Namun keterjajahan dan keterusiran itu  mereka tanggung tanpa harus mengiba belas kasihan bangsa lain dan tidak semata mengandalkan amarah dan kecengengan.

Tindakan Israel demi menguasai tanah milik Palestina jelas bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, genosida yang dilakukan atas dukungan Amerika mendapat kecaman sebagian Masyarakat dari berbagai negara dengan berbagai suku bangsa dan agama. Mereka dengan penuh solideritas mengecam kekejian Israel.  Anak-anak bahkan bayi dibiarkan hidup dalam bayang-bayang kengerian karena perang dan kehilangan keluarganya, para orangtua dibiarkan menguras airmata karena menyaksikan anak-anak mereka menjemput syahid di bawah reruntuhan bangunan. Bahkan bangunan rumah sakit, sekolah, masjid, gereja diratakan oleh rudal yang ditembakkan Israel, membuat rakyat Palestina yang selamat dari serangan rudal harus berjalan berkilo-kilo menuju tempat pengungsian. Namun di Tengah gempuran keputusasaan itu, wajah-wajah Palestina tak pernah menunjukkan ketakutan dan kesengsaraan, justru jiwa-jiwa mereka penuh keberanian dan perjuangan. Mereka tak kehilangan sinar senyumnya seolah mencambuk kita yang hidup di negara yang aman dan tentram namun hati kita sering mengeluh dan penuh keputusasaan.

Aksi kemanusiaan terus berkumandang, selain mengutuk Israel, Sebagian dari mereka juga mengutuk dukungan pemerintah negara mereka kepada Israel yang jelas-jelas telah melakukan pembunuhan masal pada rakyat Palestina, negara-negara itu diantaranya seperti Amerika, Jerman, Inggris, Italia dan Australia. Meskipun mentri Luar Negeri Australia, Penny Wong mengatakan bahwa negaranya belum memasok senjata sejak awal konflik Gaza pada Oktober 2023.

Diantara 5  negara tersebut, Amerika Serikat dan Jerman lah yang paling besar memberikan bantuan Militer kepada Israel senilai ratusan juta dolar sejak Oktober 2023, menurutnya transfer senjata itu penting untuk mendukung keamanan Israel. Hubungan negara-negara besar dalam memasok senjata ke Israel bukanlah pertama kali terjadi, karena sejak awal berdirinya negara Israel, negara yang mengatakan paling menjunjung HAM itulah yang memang menjadi negara paling mendukung terjadinya serangan besar-besaran di Palestina, baginya Israel seperti anak Emas yang harus ditolong dan dilindungi.

Terlepas dari Amerika yang menjadi negara dengan dukungan terbesar untuk Israel, hal itu tidak berarti sama dengan warganya. kisah heroic pernah terjadi oleh salah satu warga Amerika yang mengutuk keras dukungan negaranya kepada Israel yang membunuh, menyiksa, mengusir rakyat pribumi Palestina. Salah satu warga Amerika itu Bernama Rachel Corrie, seorang gadis yang pada tahun 2003 memutuskan untuk bergabung Bersama International Solidarity Movement (ISM) untuk menjadi relawan kemanusiaan di Palestina. Kecintaannya dalam menolong sesama dan rasa kemanusiaan pada dirinya, gadis yang lahir pada tahun 1979 itu memutuskan cuti dari kuliah untuk mengabdi kepada bangsa Palestina.

Gadis dengan nama lengkap Rachel Aliene Corrie merupakan penganut agama Nasrani, namun agama bukan menjadi penghalang dirinya membantu sesama manusia. Ketika di Palestina Rachel berjuang Bersama anak-anak Palestina untuk kemerdekaan Palestina dari Zionis Israel, Rachel merasa menemukan kehidupan yang sebenarnya dengan membangun harapan tentang masa depan yang lebih baik, bahkan Rachel mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak Palestina yang ingin belajar. Ia yang sedari kecil memang memiliki jiwa kemanusiaan yang sangat tinggi, pernah berkomentar tentang negaranya, “Amerika tak Mempesonaku lagi, ia tak mampu memikatku lagi, ia pudar dan terlipat di pinggiran pikiranku.”

Namun perjuangan Rachel terhenti, Ketika ia dengan penuh semangat kemanusiaan mencoba  menghentikan Buldozer tantara Israel yang akan menggusur rumah milik warga Palestina di Rafah, Rachel dengan geram langsung berdiri menghadang Buldozer, namun tentara itu tidak pedulli dengan seorang Perempuan yang berdiri di hadapannya, dengan kejam Buldozer itu melindas tubuh Rachel hingga tulangnya remuk. Rachel sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Rachel Corrie meninggal pada 16 Maret di Rafah, Palestina. Setelah hanya dua bulan ia memutuskan diri untuk mengabdikan kemanusiaannya di bumi Palestina.

Setelah kejadian itu, Rachel Corrie menjadi sebuah symbol perjuangan rakyat Palestina, ia menjadi bukti bahwa kemanusiaan tidak perlu memandang identitas kultural, perbedaan politik, geografis, bahkan keyakinan. “Dia Putri Palestina.” Ucapan mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat, Ketika mengenang jasa-jasa Rachel Corrie.

Baru-baru ini juga terjadi hal yang tidak jauh berbeda, aksi yang terbilang ekstrem  dilakukan lagi oleh salah satu tantara Amerika di depan kedutaan Israel pada Februari 2024. Ia melakukan aksi protes dengan membakar dirinya sendiri sambil berteriak “Bebaskan Palestina!” Aaron Bushnell yang merupakan anggota Angkatan udara Amerika Serikat merasa frustasi atas keterlibatan genosida di Palestina. sebelum melakukan aksi protes tersebut Bushnell mengatakan “Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida. Saya akan terlibat dalam Tindakan protes yang ekstrem, tetapi dibandingkan dengan apa yang dialami orang-orang di Palestina di tangan penjajah mereka, itu tidak ekstrem sama sekali.”

Kisah aksi solideritas di atas hanyalah Sebagian dari kisah-kisah lainnya yang dilakukan untuk membela Palestina karena dasar nilai kemanusiaan. Semua orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk membela Palestina dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing, namun apa yang dilakukan Rachel dan Bushnell adalah symbol bahwa kita semua harus membuka mata atas penderitaan yang dialami manusia di belahan bumi lainnya, tanpa melihat apa bangsanya, sukunya dan bahkan agamanya. Hal itu senada dengan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Membela Palestina adalah bagian dari membela Kemanusiaan, seperti salah satu ungkapan “Anda tidak perlu menjadi Muslim untuk membela Palestina, anda hanya perlu menjadi manusia.”



[1] Sarah Irving, Leila Khaled, Terj. Pradewi Tri Chatami, (Tangerang: CV Marjin Kiri, 2023), cet II, h.17


Senin, 20 Mei 2024

Dawuh Khidir as kepada Musa as

 


“Ketahuilah, bahwa hatimu itu laksana bejana maka perhatikanlah apa yang hendak kau isi ke dalamnya. Kenalilah duniamu, lalu letakkanlah ia di belakangmu, karena dunia bukanlah negerimu dan bukan pula sebagai tempat yang abadi bagimu. Ia hanya sekedar sarana dan perantara untuk mencapai kebahagiaan hidup yang abadi saat engkau Kembali kepada Tuhan. Teguhkanlah dirimu dengan penuh kesabaran untuk membebaskan diri dari dosa. Wahai Musa, bersungguh-sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu jika engkau benar-benar ingin mendapatkannya, karena ilmu hanya akan didapatkan oleh orang yang sangat serius untuk mendapatkannya. Janganlah engkau banyak bicara karena merasa banyak memiliki ilmu, karena dengan banyak bicara maka wibawa ulama menjadi sirna dan keburukan orang-orang yang tidak paham menjadi terbuka.

Bersikaplah sederhana dan bersahaja, karena hal itu merupakan keselarasan dan keselamatan. Berpalinglah dari orang-orang bodoh, bersikap bijaklah dan bersabar dalam menghadapi mereka, karena hal itu merupakan sikap orang-orang yang bijak dan perhiasan para ulama. Jika engkau dicaci maki oleh orang bodoh maka diamlah dengan penuh kesabaran dan menghindarlah darinya. Jika tidak, engkau akan tertular olehnya, bahkan bisa jadi lebih parah darinya.

Wahai putra Imran, janganlah engkau melihat dirimu merasa telah diberi ilmu, melainkan hanya secuil. Janganlah engkau membuka pintu jika engkau sendiri tidak tahu cara menutupnya. Jangan pula engkau menutupnya jika engkau sendiri tidak tahu cara membukanya.

Wahai Putra Maryam, barangsiapa yang ambisi dan kecintaannya kepada dunia tidak pernah ada habisnya sementara ia tidak memandang hina dan tertekan oleh hawa nafsu dunia, maka bagaimana ia bisa menjadi orang yang zuhud? Akankah orang yang dikuasai oleh nafsunya dapat melepaskan diri dari jeratan kejahatannya? Lalu, bagaimana mungkin menuntut ilmu itu berguna baginya sedangkan ia selalu saja melakukan Tindakan-tindakan yang bodoh? Sungguh, ia menganggap dirinya sedang menelusuri jalan menuju akhirat, padahal sebenarnya ia sedang berjalan untuk menghamba kepada dunia.

Wahai Musa, berlajarlah ilmu untuk engkau amalkan. Janganlah engkau mempelajarinya hanya untuk debat dan dialog omong kosong, agar ilmu itu dapat menjadi Cahaya penerang bagi dirimu dan orang lain. Wahai Musa, jadikanlah zuhud dan takwa sebagai pakaianmu, ilmu dan zikir sebagai kata-katamu. Perbanyaklah melakukan kebaikan, karena engkau tidak bisa terhindar dari keburukan. Jadikanlah hatimu merasa takut kepada Tuhan, karena dengan hal itu Tuhanmu akan Ridha kepadamu. Kerjakan amal-amal yang baik, karena engkau tidak bisa menghindarkan diri dari keburukan. Aku telah memberikan nasihat ini kepadamu, hendaklah engkau selalu menjaganya.

 

Sumber : Ibnu Katsir, Kisah para Nabi, Terj, Saefullah MS.


Jumat, 12 April 2024

Benarkah Kisah Kuno tentang banjir besar hanya milik nabi Nuh as ?

 

Kita sebagai seorang Muslim tentu sudah tidak asing Ketika mendengar kisah banjir besar yang terjadi pada masa nabi Nuh as, kisah-kisah itu bahkan sudah mandarah daging dalam tubuh dan pikiran kita, karena cerita itu bahkan selalu kita dengar Ketika kita masih usia belia dan terus terkenang bahkan Ketika kita sudah dewasa lalu mewariskan cerita-cerita itu kepada generasi-generasi selanjutnya.

Namun ternyata kisah banjir besar yang terjadi pada masa nabi Nuh as juga tidak hanya diyakini oleh umat Muslim, tetapi oleh umat keyakinan lain juga sebut saja Nasrani . mereka meyakini satu nabi Bernama Noah yang mengalami banjir besar karena murka Tuhan pada masa itu. Di sisi lain, kisah kuno banjir besar itupun sudah menjadi kisah warisan pada setiap masa dan keyakinan, dengan kisah yang bisa dikatakan hamper sama dengan kisah nabi Nuh as, mereka bahkan memiliki nama subjek yang berbeda namun dengan satu kejadian yang sama yaitu datangnya banjir besar karena adanya murka Tuhan.

Dalam sebuah epos yang berasal dari abad 18 SM di masa kaum Akkadia, muncul seorang tokoh yang disebut di dalam sejumlah tablet tanah liat, tokoh itu Bernama Atra-Hasis yang bermakna ‘sangat bijak’.  Ia seorang raja dari negeri Shuruppak sebagaimana terdapat dalam daftar nama-nama raja Sumeria yang ditulis oleh penulis kuno. Tokoh Atra-Hasis juga muncul diversi peradaban Assyria. Tokoh ini kemudian diterjemahkan juga ke dalam berbagai Bahasa sehingga Atra-Hasis popular selama kurang lebih 5000 tahun di berbagai wilayah di peradaban kuno.

Atra-Hasis sendiri merupakan seseorang yang bijaksana sekaligus raja yang membuat sebuah kapal untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan. Disebutkan pula ia merupakan seseorang yang selamat dari terjangan banjir besar. Nama Atra-Hasis kemudian berubah menjadi Utnapishtim  dan Utana’ishtim.  Di peradaban Sumeria nama itu menjadi Ziusudra.

Ziusudra merupakan tokoh yang muncul dalam kisah banjir besar versi Sumeria. Ketika tuhan-tuhan murka, mereka memutuskan untuk memusnahkan umat manusia. Tuhan Bernama Enlil kemudian memperingatkan Ziusudra (yang diduga tokoh yang sama dengan Atra-Hasis) akan adanya banjir dahsyat. Kemudian Enlil  memerintahkan Ziusudra untuk membuat sebuah kapal dan membawa masuk Binatang buas dan burung-burung ke dalam kapal itu. Tidak lama berselang angin besarpun menerpa, hujan pun turun sehingga air menyelimuti bumi selama tujuh hari tujuh malam. Ziusudra membuka jendela kapal agar sinar matahari dapat masuk, lalu Ziusudra sujud kepada tuhan matahari Bernama Utu. Setelah kapal tersebut berlabuh, Ziusudra menyembelih domba dan sapi, lalu membungkuk untuk tuhan Anu dan Enlil. Untuk melingungi fauna dan manusia, Ziusudra diberi hidup yang abadi dan menetap di negeri Dilmun.

Babylonia juga memiliki versinya sendiri mengenai adanya banjir besar. Bermula dengan terusiknya para tuhan dengan populasi manusia yang semakin bertambah, para tuhan mengirimkan wabah penyakit disusul dengan kekeringan. Kemudian tuhan Enlil menyarankan agar menghapuskan umat manusia dengan banjir namun Enki sudah memberi tahu keluarga Atra-Hasis. Sehingga Ketika badai datang, Atra-Hasis selamat dan umat manusia tidak jadi punah. Atra-Hasis kemudian memberi sesajen kepada para tuhan. Di abad 3 SM, kisah banjir besar di Mesopotamia muncul dengan versi yang lebih segar. Seorang Bernama Berossus sekaligus pendeta tuhan Marduk di Babylonia menulis:

Dahulu tuhan / dewa Kronos menyampaikan kepada Xisuthrus, di hari ke-15 bulan Daesius akan datang hujan dan banjir. Kronos memerintahkan kepada Xisuthrus untuk menyimpan semua tulisan miliknya di Sippara. Xisuthrus kemudian membangun sebuah kapal dengan dimensi 1005 m x402 m. ia menjadikan kapal itu penuh sesuai apa yang diperintahkan kepadanya. Setelah banjir menerjang hingga mulai mereda, ia melepas sejumlah ekor burung hingga burung-burung itu Kembali. Setelah itu ia Kembali melepas sejumlah ekor burung dan burung-burung itu pun Kembali namun kali ini dengan lumpur di kaki mereka. Pada percobaan ketiga, burung-burung tersebut tidaklah Kembali ke kapal. Xisuthrus kemudian melihat daratan yang muncul di atas permukaan air. Ia melabuhkan kapal itu di pegunungan Corcyraean di Armenia. Ia beserta istrinya, putrinya, dan nahkodanya turun dari kapal dan memberikan persembahan kepada tuhan-tuhan . keempatnya kemudian hidup Bersama para tuhan. Sementara yang lainnya bersedih karena tidak bertemu dengan keempat orang di atas kapal tadi namun mereka dapat mendengar suara Xisuthrus yang memerintahkan mereka agar menjadi saleh selain memerintahkan agar mencari tulisan-tulisan Xisuthrus yang dikubur di Sippara. Bagian dari kapal itu masih ada hingga hari ini dan Sebagian orang menjadikan bagian dari kapal itu sebagai jimat.

Kemiripan kisah-kisah mengenai banjir besar dengan kisah nabi Nuh as di dalam Al-Qur’an dan kisah Noah dalam tradisi Ahli Kitab begitu kentara. Terlepas dari elemen-elemen politeisme yang ada pada kisah-kisah tersebut, kemiripan ini membawa kepada satu indikasi bahwa kisah itu sebenarnya merujuk pada kisah yang sama dan tokoh yang sama. Seiring berjalannya waktu informasi mengenai peristiwa tercemar oleh distorsi. Namun ada pandangan sebaliknya yang mengatakan bahwa kemiripan itu menjadi indikasi bahwa Bibel dan Al-Qur’an menjiplak dari kisah-kisah zaman kuno.

Waallahu a’lam, Maha benar Allah atas segala firmannya…

 

Sumber Buku  : Wisnu Tanggap Prabowo,  Sejarah Berhala dan Jejak Risalah.


Gambaran Surga dalam Kitab Suci Islam. Bahasa Harfiah atau Metafora?

  Dalam Al-Qur’an Surga digambarkan sebagai sebuah tempat yang memiliki Sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, terdapat pepohonan dengan b...