Kamis, 24 April 2025

Gambaran Surga dalam Kitab Suci Islam. Bahasa Harfiah atau Metafora?

 


Dalam Al-Qur’an Surga digambarkan sebagai sebuah tempat yang memiliki Sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, terdapat pepohonan dengan buah-buahan yang ranum dan istri-istri yang suci. Seperti yang terdapat dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 25:

“ Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir Sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘inilah yang pernah diberikan kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”

Gambaran surga yang diumpamakan dalam Al-Qur’an dapat  memikat hati Masyarakat pagan Arab, jika mereka beriman dan berbuat baik maka baginya surga yang penuh dengan air, disuguhkan buah-buahan dan disiapkan istri-istri. Dari perumpaan tersebut, kita bisa menilik bagaimana kondisi alam Geografis orang Arab tempat Dimana wahyu Qur’an diturunkan. Tidak bersahabatnya kondisi alam membuat mereka kekurangan sumber air dan tandusnya tanah padang pasir mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan bahan makanan. Peperangan-peperangan yang terjadi di antara mereka banyak disebabkan oleh kebutuhan pokok tersebut, bahkan dipicu oleh kecintaan kepada seorang Wanita.

Kebutuhan fisik berupa air dan buah-buahan, serta kebutuhan  biologis berupa istri-istri (bentuk jamak) merupakan fenomena dan realita yang menimpa Masyarakat Arab. Untuk menggugah kepercayaannya, agar mereka mau beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw. dan kemudian diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata maka Al-Qur’an perlu menyampaikan dalam bentuk gaya Bahasa tashbih, yaitu surga diperumpamakan anhar (Sungai-sungai), di dalam surga mereka diberi Tsamarah (Buah-buahan), dan disiapkan azwaj Muthahharah (Istri-istri yang suci). Dengan kondisi geografis Arabia yang tidak ramah, maka pemilihan kata atau frase yang disajikan Al-Qur’an seperti pada ayat tersebut di atas sangat memotivasi keyakinan mereka sekaligus menjadi dambaan dalam hidupnya.

Selain itu dalam ayat lain dijelaskan bahwa surga juga diumpamakan sebagai tempat yang teduh lagi nyaman. Seperti yang terdapat dalam surat an-Nisa ayat 57:

“… dan kami masukan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.”

Kata zhalla dalam frase zhillan zhaliila berarti teduh atau naung di mana sinar Mentari tidak mampu menembusnya. Penduduk surga dimasukkan ke dalam tempat yang teduh, menjadi bagian ungkapan untuk menggambarkan kemuliaan dan anugerah Allah yang diberikan kepada mereka yang  beriman dan berbuat Kebajikan.

Secara iklim, Kawasan Arab memiliki keadaan alam yang tandus dan kering, bila musim panas suhu matahari terasa membakar, dan sebaliknya jika musim dingin cuaca berubah menjadi sangat dingin. Oleh sebab itu, pemilihan kata zhalla sebagai salah satu kenikmatan di dalam surga. Seperti yang diungkapkan Abu Abdillah ar-Razy adalah karena Jazirah Arab merupakan daerah yang sangat panas, sehingga keberadaan tempat yang teduh zhillan zhaliila bagi mereka menjadi kebutuhan vital untuk menggapai ketenangan. Di kalangan Masyarakat Arab sendiri kata zhalla sudah menjadi Bahasa konvensi atau sebagai Bahasa kinayah bagi orang-orang yang memerlukan ketenangan hidup. Oleh karena itu pemilihan frase zhillan zhaliila yang diungkap Al-Qur’an untuk menggambarkan kenikmatan surga adalah sangat sesuai dengan konteks geografis yang melatari penduduk Arab Ketika itu.  Maka tidak patut juga disalahkan Ketika ungkapan-ungkapan tersebut dipahami sebagai ungkapan yang bersifat metaforik-simbolik.

Di sisi lain, Kita juga bisa merujuk salah satu hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang Gambaran surga :

“Allah berfirman: ‘Aku telah sediakan bagi hamba-hambaku yang shalih kenikmatan surga  yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga,  dan tidak pernah terlintas di hati seorang manusia pun.”

Hadis di atas semakin memperkuat bahwa penggambaran surga dalam Al-Qur’an hanyalah sebuah metafora untuk memotivasi keyakinan mereka (Penduduk Arab)  pada saat itu , dengan dilihat dari letak geografis mereka tinggal dan kebiasaan-kebiasaan mereka. sedangkan poin inti dari Surga yang disediakan Allah bagi para hambanya yang shalih adalah suatu tempat yang akan membuat tenang dan tanpa kebisingan (zhillan zhaliilan) yang keberadaannya bahkan tidak pernah terlihat oleh Indera mata dan telinga, tidak pernah pula terlintas di hati dan pikiran manusia. Waallahu a’lam

Sumber : H. Jazilul Fawaid, SQ, MA. Bahasa Politik Al-Qur’an.


Gambaran Surga dalam Kitab Suci Islam. Bahasa Harfiah atau Metafora?

  Dalam Al-Qur’an Surga digambarkan sebagai sebuah tempat yang memiliki Sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, terdapat pepohonan dengan b...