Novel ini adalah novel kedua
dari Jostein Gaarder yang saya baca. Sebelumnya saya sudah membaca novel The
Puppeter. Tidak jauh berbeda dengan novel yang saya baca sebelumnya,
kedua-duanya menghadirkan sosok teman dari dunia imajinasinya. Petter sosok
anak kecil yang bicaranya dewasa sebelum waktunya, pastinya bukan tanpa alasan
kenapa dia berbeda dari anak-anak lain pada umumnya. Otak Petter selalu
dipenuhi dengan imajinasi yang kadang mengacak-acak pikirannya, hingga akhirnya
dia tidak bisa membedakan mana yang kenangan nyata dan kenangan dari
imajinasinya saja dan setelah mendekati akhir bacaan ini, saya tau bahwa Petter
adalah anak kecil yang tumbuh dari orang tua yang suka bertengkar bahkan
bercerai. Jadi tidak heran mengapa Petter berbeda dengan anak-anak kecil
kebanyakan.
Karena bakat Imajinasi yang
berlebihan itulah, Petter mulai menjual sinopsis-sinopsis kepada
penulis-penulis dunia. Petter tidak suka ketenaran, bahkan Petter sendiri
mengatakan bahwa dirinya tidak akan menulis novel, maka dari itu ia lebih
memilih menjualnya. Menurut saya karakter Petter ini tidak jauh berbeda dengan
Jacob dalam novel The Puppeter, keduanya sama-sama memiliki teman imajinasi dan
sama-sama penyendiri. Kalau Jacob menyambung komunikasi dengan orang lain
dengan cara menghadiri setiap upacara kematian, tapi kalau Petter dengan cara
menjual-jual sinopsis hasil dari pikirannya tersebut. Perbedaannya di novel
ke-dua yang saya baca ini, ada bagian-bagian yang menurut saya terasa amat vulgar.
Tapi terlepas dari itu novel Putri Sirkus ini masih enak kok untuk dinikmati.
“Novelis memiliki bakat
khusus untuk berjuang berlama-lama dengan gigih demi menyempurnakan sebuah
cerita, sering kali selama bertahun-tahun. Bagi saya, itu terasa terlalu pasif,
kurang fokus dan melelahkan” (Petter)
“saya tidak pernah dapat
melakukan tindakan hebat seperti menulis, menerbitkan dan mempersembahkan
sejumlah novel atau antologi cerita pendek, kemudia ke atas panggung dan
mendengarkan tepuk tangan. Satu hal lagi menulis novel telah menjadi hal yang
sangat biasa. hanya orang lainlah yang menulis novel. Suatu hari menulis novel
akan menjadi sebiasa membacanya”. (Petter)
Novel Putri Sirkus dan Lelaki
penjual Dongeng, bisa dibeli di Gramedia atau memesannya via Online. Dengan membaca
ini, kalian akan diajak berimajinasi
oleh sang Penulis dengan dongeng-dongeng yang seperti fakta dan tidak fakta...