Di Dunia
ini siapa yang tidak mengenal Kahlil Gibran, seorang lelaki yang lahir di
Lebanon pada tahun 1883. Saya pun tau nama Kahlil Gibran, namanya terkenal
bukan hanya di dunia sastra saja, tapi kalamnya sudah mampu menyihir siapapun
yang membacanya. Untuk kali pertama saya membaca karya Gibran sampai selesai,
dari buku yang berjudul Sayap-sayap Patah dengan judul asli Al-Ajnihah
al-Mutakassirah. Buku ini diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono, yang
membuat nilai puitisasi ini tidak hilang dari aslinya.
Sayap-sayap
Patah, di cerna dari judulnya saja kita pasti paham alur Novel ini. Kisah yang
sangat menyayat hati, kemudian dibumbui dengan kalam-kalam syair yang begitu
tinggi. Dalam novel ini mengatakan bahwa Cinta itu tidak didapat hanya dengan
kita perlu berlama-lama dengan orang tersebut, tapi cinta itu bisa timbul hanya
dengan sebuah pandangan dan kesatuan dua jiwa manusia tersebut. Kisah dalam
novel ini menurut saya bikin sesak di dada, bagaimana tidak seorang dua insan
yang saling mencinta tapi tidak bisa saling bersama, selalu menjadi kisah yang
membuat siapapun itu tidak ingin merasakannya.
“kau
akan memasuki gerbang kehidupan, sementara aku akan memasuki gerbang kematian. Kau
akan diterima dengan ramah, sementara aku hadir dalam kesendirian, tetapi aku
akan membangun patung cinta dan menyembahnya di lembah kematian. Cinta akan
menjadi satu-satunya yang membuat nyaman dan aku akan meneguk cinta seperti
anggur dan mengenakanya seperti pakaian. Saat dini hari, cinta akan
membangunkanku dari tidur dan membawaku ke ladang yang jauh dan saat siang hari
akan membawaku di bawah rindangnya pohon-pohon, tempat aku akan menemukan
perlindungan bersama burung-burung dari panasnya matahari” (hlm 64)
Selamat menikmati
sayap-sayap patah dalam kehidupan, semoga kita bisa menyulamnya kembali...