Sebuah novel
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh
Gramedia ini berhasil membuat pembaca emosional pada setiap lembar yang di
tuliskan oleh Writer-nim. Saya menangis, ikut merasakan betapa kesepian dan
kesedihan itu terasa nyata dirasakan oleh sang Ibu, namun Ibu tidak menyerah,
ia sosok wanita yang melepaskan semua impian-impiannya dan menejalani kehidupan
yang sangat berat itu dengan tidak menyerah.
Anak-anak menjadi penguat dirinya untuk tetap bekerja keras, namun rasa
kesakitan bercampur kebahagiaan melihat
anak-anaknya ketika mulai beranjak dari rumah lamanya dan pergi ke kota untuk
menjemput impian-impiannya sangat menyentuh hati. Ah saya jadi tidak bisa
menggambarkan bagaimana penuh emosional nya novel ini, saya pikir setiap lembar
novel ini adalah peringatan tentang jangan pernah sia-siakan orang tersayangmu,
karena hidup adalah kesempatan yang hanya bisa dirasakan saat kita benar-benar
kehilangan.
Dari tangan ibu
itulah kelima anaknya berhasil menjemput semua mimpi-mimpinya, tidak peduli
masa kecil mereka dihimpit oleh kemiskinan, tapi ibu selalu berusaha
mati-matian agar semua anak-anaknya hidup dengan makan yang cukup, meskipun
sendirinya harus merasa kesakitan dan kelaparan. Namun ibu juga manusia, yang
hatinya harus dikuatkan ketika dirinya sendiri tak kuat menghadapi nasib yang
menimpanya dan dalam novel ini kita akan tahu sekuat apapun seseorang ia pasti
membutuhkan tempat bersandar untuk menyembuhkan kesedihan itu.
Novel ini juga
menjadi novel pertama yang saya baca dengan menggunakan POV 2, POV 3 dan POV 1.
Di akhir-akhir halaman saya jadi berpikir mungkin narator dalam cerita di novel
ini adalah sang ibu sendiri. Tapi apapun itu saya sangat merekomendasikan novel
ini, bagi saya jika harus memberikan nilai berapa antara 1-10 maka saya akan
memberikannya 10. Sempurna karena novel ini membuat pemahaman bahwa seburuk
apapun kamu, kamu jangan pernah menyia-nyiakan seseorang yang telah banyak
berkorban untuk hidupmu. Bahkan karena novel ini, penulisnya menjadi wanita
pertama dan orang korea selatan pertama yang memenangkan penghargaan sastra orang Asia pada tahun 2012. Ah saya jadi
merinding menulisnya.
Untuk
melengkapi review ini, saya ingin menuliskan beberapa kalimat yang ada dalam
novel ini, semoga membuat kalian semakin ingin membacanya.
“Kalau
dipikirkan baik-baik, sebagian besar hal di dunia ini tidak terjadi dengan
tiba-tiba. Bahkan sesuatu yang dianggap tidak biasa, kalau dipikir-pikir
sebenarnya sesuatu itu sudah ada gelagat akan terjadi.”
“ibu
: bukan masalah senang atau tidak senang. Aku memasak karena sudah seharusnya.
Aku mesti ke dapur supaya kalian semua bisa makan dan pergi ke sekolah. mana
bisa kita hanya melakukan apa yang kita sukai? Ada hal-hal yang mesti
dilakukan, entah suka atau tidak.”
“ibu:
bagaimana kau bisa hidup kalau tidak bisa menaruh percaya pada orang lain?
lebih banyak orang-orang yang baik daripada orang yang jahat.”
“kadang-kadang
kehidupan ini sangatlah rapuh, tetapi ada jiwa-jiwa yang bukan main kuatnya.”
“sosok
perempuan itu lenyap, sedikit demi sedikit, setelah melupakan rasa suka cita
karena telah dilahirkan, melupakan masa kanak-kanaknya serta impian-impiannya,
menikah
sebelum mendapatkan menstruasi pertamanya, lalu melahirkan lima orang anak dan
membesarkannya. Perempuan yang setidaknya kalau mengenai anak-anaknya tidak
merasa terkejut atau bingung akan apapun. Perempuan yang hidupnya ditandai
dengan pengorbanan sampai saat dia menghilang.”
Demikian,
selamat mencoba untuk membaca, saya yakin kamu tak akan menyesal telah membeli
dan membacanya. J