Mereka mendekati kami, dengan berbekal kaos dan
makanan yang terbungkusi.
Uang-uang tak seberapa besarnya, mereka salurkan
dengan mulut mengucap janji-janjinya.
Merayu kami, dengan janji, meski tak pasti, tapi
kami selalu percaya diri, semerawutnya negeri ini, akan ber-revolusi, pada
jalan yang lebih baik lagi.
Tapi kami tertipu...
Iya kami tertipu, termakan janji-janji palsu,
aduh ada apa gerangan nasib negeriku, dikuasai oleh manusia-manusia rakus
sepertimu.
Sampai seterusnya yang seperti mereka datang
lagi, dengan janji-janji yang lebih menggiurkan hati, dan kami percaya
kebangkitan negeri kan kembali, namun kami tertipu lagi, lagi dan lagi.
Lantas kemanakah harapan negeriku ini akau ku
bawa? Hati menganga perih rasanya, aku rakyat biasa, tak bisa berbuat banyak
karenanya.
Tapi aku percaya, kesejahteraan yang
sesungguhnya akan tiba, beriringan dengan indahnya senja...