Senin, 20 Mei 2024

Dawuh Khidir as kepada Musa as

 


“Ketahuilah, bahwa hatimu itu laksana bejana maka perhatikanlah apa yang hendak kau isi ke dalamnya. Kenalilah duniamu, lalu letakkanlah ia di belakangmu, karena dunia bukanlah negerimu dan bukan pula sebagai tempat yang abadi bagimu. Ia hanya sekedar sarana dan perantara untuk mencapai kebahagiaan hidup yang abadi saat engkau Kembali kepada Tuhan. Teguhkanlah dirimu dengan penuh kesabaran untuk membebaskan diri dari dosa. Wahai Musa, bersungguh-sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu jika engkau benar-benar ingin mendapatkannya, karena ilmu hanya akan didapatkan oleh orang yang sangat serius untuk mendapatkannya. Janganlah engkau banyak bicara karena merasa banyak memiliki ilmu, karena dengan banyak bicara maka wibawa ulama menjadi sirna dan keburukan orang-orang yang tidak paham menjadi terbuka.

Bersikaplah sederhana dan bersahaja, karena hal itu merupakan keselarasan dan keselamatan. Berpalinglah dari orang-orang bodoh, bersikap bijaklah dan bersabar dalam menghadapi mereka, karena hal itu merupakan sikap orang-orang yang bijak dan perhiasan para ulama. Jika engkau dicaci maki oleh orang bodoh maka diamlah dengan penuh kesabaran dan menghindarlah darinya. Jika tidak, engkau akan tertular olehnya, bahkan bisa jadi lebih parah darinya.

Wahai putra Imran, janganlah engkau melihat dirimu merasa telah diberi ilmu, melainkan hanya secuil. Janganlah engkau membuka pintu jika engkau sendiri tidak tahu cara menutupnya. Jangan pula engkau menutupnya jika engkau sendiri tidak tahu cara membukanya.

Wahai Putra Maryam, barangsiapa yang ambisi dan kecintaannya kepada dunia tidak pernah ada habisnya sementara ia tidak memandang hina dan tertekan oleh hawa nafsu dunia, maka bagaimana ia bisa menjadi orang yang zuhud? Akankah orang yang dikuasai oleh nafsunya dapat melepaskan diri dari jeratan kejahatannya? Lalu, bagaimana mungkin menuntut ilmu itu berguna baginya sedangkan ia selalu saja melakukan Tindakan-tindakan yang bodoh? Sungguh, ia menganggap dirinya sedang menelusuri jalan menuju akhirat, padahal sebenarnya ia sedang berjalan untuk menghamba kepada dunia.

Wahai Musa, berlajarlah ilmu untuk engkau amalkan. Janganlah engkau mempelajarinya hanya untuk debat dan dialog omong kosong, agar ilmu itu dapat menjadi Cahaya penerang bagi dirimu dan orang lain. Wahai Musa, jadikanlah zuhud dan takwa sebagai pakaianmu, ilmu dan zikir sebagai kata-katamu. Perbanyaklah melakukan kebaikan, karena engkau tidak bisa terhindar dari keburukan. Jadikanlah hatimu merasa takut kepada Tuhan, karena dengan hal itu Tuhanmu akan Ridha kepadamu. Kerjakan amal-amal yang baik, karena engkau tidak bisa menghindarkan diri dari keburukan. Aku telah memberikan nasihat ini kepadamu, hendaklah engkau selalu menjaganya.

 

Sumber : Ibnu Katsir, Kisah para Nabi, Terj, Saefullah MS.


72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...