Bukankan Musa, Isa dan Muhammad bersepakat dengan ajaran-ajaran yang mereka bawa? Itulah mengapa ketiga agama Yahudi, Nasrani dan Islam disebut ke dalam agama-agama Abrahamik. Risalah yang dibawa Musa disempurnakan oleh Isa, kemudian risalah keduanya disempurnakan oleh Muhammad saw, sekaligus menjadi penutup nabi-nabi.
Ada buku yang sangat menarik
untuk dibaca terkait agama-agama Abrahmik yang ditulis oleh seorang mualaf dari
Amerika, yaitu Dr. laurance B. Brown. Yang merupakan seorang alumni Cornell University,
Brown Medical School, dan George Washington University program residensi rumah
sakit. Buku itu berjudul Mis God’ed
Mengungkap Rahasia Agama-agama Abrahamik yang diterbitkan oleh penerbit
Republika dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Nurfitri Djaya
Putri. Buku ini memiliki ketebalan 333 halaman, dicetak pada tahun 2022.
Buku ini mengulik tentang tiga
agama Abrahamik, sekaligus ketimpangan ajaran yang terjadi diantara dua agama (Yahudi
dan Nasrani) setelah sepeninggal rasul mereka. Buku ini ditulis berdasarkan
data fakta yang ada, bukan karena kebencian penulis, apalagi mengingat si
penulis adalah seorang mualaf yang memutuskan masuk Islam pada tahun 1994
setelah melakukan kajian Panjang tentang keesaan Tuhan pada Agama Abrahamik termasuk agama dirinya sebelum
masuk Islam yaitu Kristen.
Kajian-kajian Laurence B. Brown
dalam buku ini menjadi poin-poin penting untuk siapapun yang ingin
mengembalikan kemurnian ajaran agama Abrahamik, Khususnya agama Yahudi dan
Nasrani.
Pada Bab Kristen dalam buku
ini, Laurence B. Brown mengatakan bahwa “Yahudi sulit untuk didefinsikan,
maka kata Kristen merupakan sebuah kata yang lebih rumit dan dipenuhi masalah. Perlu
dicatat bahwa Yesus tidak pernah mengidentifikasikan dirinya sebagai Kristen
dan tidak pernah mengklaim pernah membentuk agama Kristen di muka bumi. Bahkan kata
Kristen tidak pernah terucap dari bibir Yesus. Kita dapat baca dari kitab Kisah
para Rasul 11:26 bahwa , ‘murid-muridnya disebut Kristen partama kali di
Antiokhia…’ yang berarti bahwa kata Kristen pertama kalinya dipakai untuk
merujuk kepada murid-murid Yesus yang ditujukan oleh mereka yang tidak beriman.”
Jika kita menggunakan kata
Kristen untuk mereka yang mengikuti ajaran Yesus, maka kita akan menghadapi
kesulitan yang sama, karena umat Islam pun mengklaim bahwa mereka mengikuti ajaran
Yesus lebih dalam disbanding orang Kristen. (Hlm 7)
Pada Bab Islam, Laurence B. Brown
mengatakan “Tidak seperti kata Yahudi atau Kristen, Di mana kedua kata ini
tidak disebut di dalam kitab suci masing-masing kedua agama tersebut, kata
Islam dan Muslim disebut berulang kali di dalam Al-Qur’an. Oleh sebab itu,
orang-orang yang menganggap bahwa Al-Qur’an adalah ungkapan kata-kata Tuhan
memiliki otoritas agung untuk kata islam dan muslim dari kitab suci mereka sendiri.”
Tak perlu terlalu banyak untuk
saya tuliskan review buku ini, namun bagi siapapun yang sedang melakukan perbandingan
agama tentang agama Abrahamik, maka wajib untuk membaca tuntas buku yang
ditulis oleh Dr. Laurence B. Brown. Happy Reading 😊