Fatimah adalah
puteri bungsu Nabi saw. Dialah anak yang paling dicintai Nabi. Karena itu ia
dijuluki Ummu Abiha (ibu dari bapaknya). Fatimah memeluk islam bersama ibu dan
saudara-saudaranya ketika tinggal di Makkah. Fatimah turut serta dalam perang
badar dan uhud. Dialah yang mengobati luka Nabi saw saat perang Uhud dan tak
kuasa menahan tangis saat melihat keadaan Nabi saw.
Fatimah
dipersunting Ali bin Abi Thalib setelah direstui Nabi saw. Mahar yang ditermia
Fatimah adalah harga baju perang milik Ali senilai 400 dirham. Pernikahan Ali
dengan Fatimah adalah karena perintah Allah kepada rasulnya. Fatimah adalah
sosok ibu mulia yang melahirkan anak laki-laki dan perempuan yaitu Hasan,
Husain, Muhsin, Zainab, dan Ummu Kultsum. Annas meriwayatkan bahwa setiap kali
keluar hendak mengerjakan shalat subuh, Nabi melewati pintu rumah Fatimah
selama enam bulan. Kemudian Nabi berseru, “ayo shalat, wahai keluarga
Muhammad”. Lalu beliau membaca ayat, “sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya”.
Riwayat lain
dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, “apabila Nabi baru tiba dari sebuah
perjalanan, beliau selalu mencium puterinya, Fatimah”. Demikianlah Nabi telah mengajarkan kepada kita mengenai
pribadi seorang ayah yang penuh ketulusan dan kasih sayang kepada anak-anaknya.
Ketika ajal
nabi saw sudah dekat, Fatimah menangis di samping Nabi saw. Fatimah menangis
karena Nabi saw membisiki dirinya tentang ajal Nabi dan Fatimah adalah orang
pertama dari keluarganya yang akan menyusul Nabi saw. Dan kemudian Fatimah
tersenyum, karena Nabi saw membisiki kedua kalinya, beliau berkata “kabar
gembira untukmu bahwa kamu akan menjadi penghulu kaum wanita di surga”
kemudian Fatimah tertawa. Fatimah wafat enam bulan kemudian setelah kematian
Nabi saw.
Rasul saw
bersabda, “wanita paling baik di alam semesta adalah Asiyah binti Muzahim
(istri Firaun), Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid dan Fatimah binti
Muhammad saw”.
Sumber
Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah,
Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.