Jumat, 30 Maret 2018

Fatimah Az-Zahra binti Muhammad saw


Fatimah adalah puteri bungsu Nabi saw. Dialah anak yang paling dicintai Nabi. Karena itu ia dijuluki Ummu Abiha (ibu dari bapaknya). Fatimah memeluk islam bersama ibu dan saudara-saudaranya ketika tinggal di Makkah. Fatimah turut serta dalam perang badar dan uhud. Dialah yang mengobati luka Nabi saw saat perang Uhud dan tak kuasa menahan tangis saat melihat keadaan Nabi saw.

Fatimah dipersunting Ali bin Abi Thalib setelah direstui Nabi saw. Mahar yang ditermia Fatimah adalah harga baju perang milik Ali senilai 400 dirham. Pernikahan Ali dengan Fatimah adalah karena perintah Allah kepada rasulnya. Fatimah adalah sosok ibu mulia yang melahirkan anak laki-laki dan perempuan yaitu Hasan, Husain, Muhsin, Zainab, dan Ummu Kultsum. Annas meriwayatkan bahwa setiap kali keluar hendak mengerjakan shalat subuh, Nabi melewati pintu rumah Fatimah selama enam bulan. Kemudian Nabi berseru, “ayo shalat, wahai keluarga Muhammad”. Lalu beliau membaca ayat, “sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.

Riwayat lain dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, “apabila Nabi baru tiba dari sebuah perjalanan, beliau selalu mencium puterinya, Fatimah”. Demikianlah  Nabi telah mengajarkan kepada kita mengenai pribadi seorang ayah yang penuh ketulusan dan kasih sayang kepada anak-anaknya.

Ketika ajal nabi saw sudah dekat, Fatimah menangis di samping Nabi saw. Fatimah menangis karena Nabi saw membisiki dirinya tentang ajal Nabi dan Fatimah adalah orang pertama dari keluarganya yang akan menyusul Nabi saw. Dan kemudian Fatimah tersenyum, karena Nabi saw membisiki kedua kalinya, beliau berkata “kabar gembira untukmu bahwa kamu akan menjadi penghulu kaum wanita di surga” kemudian Fatimah tertawa. Fatimah wafat enam bulan kemudian setelah kematian Nabi saw.

Rasul saw bersabda, “wanita paling baik di alam semesta adalah Asiyah binti Muzahim (istri Firaun), Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid dan Fatimah binti Muhammad saw”.

Sumber Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah, Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.

Ummu Kultsum binti Muhammad saw


Ummu Kultsum adalah puteri ketiga Nabi saw. Dia memeluk Islam, mengikuti baiat dan bersama puteri-puteri nabi lainnya berhijrah ke Madinah. Ummu Kultsum diperistri Utaibah bin Abu Lahab sebelum masa kenabian, kemudian diceraikan karena faktor dakwah ayah mertuanya. Dia tingga di Makkah bersama ibu dan saudar-saudaranya. Dia masuk Islam dan mengikuti baiat bersama kaum wanita dihadapan Nabi saw. Setelah berhijarah ke Madinah, dia tinggal di Madinah bersama Nabi saw hingga kematian Ruqayyah. Kemudian pada tahun ke-3 Hijriyah dia menikah dengan Utsman atas perintah Allah. Dari situlah Utman mendapat julukan Dzu al-Nurain (pemilik dua cahaya) karena telah menikahi dua puteri Nabi saw.

Ummu Kultsum tinggal bersama Utsman sampai ajal menjemputnya pada bulan Sya’ban tahun ke-9 Hijriah. Pada hari wafatnya, Nabi turut memandikan Ummu Kultsum sekaligus mengajarkan cara wanita memandikan jenazah puterinya. Dalam sebuah riwayat, Annas bin Malik berkata, “aku melihat Nabi saw duduk di dekat kuburan Ummu Kultsum dengan berlinang air mata”. Nabi saw menshalati jenazah Ummu Kultsum dan duduk di samping liang lahatnya, seraya melepas kepergian puterinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Ummu Kultsum adalah mujahid wanita yang ikut berhijrah seraya mengharap pahala dari Allah swt. Dia mujahidah yang sabar dan tabah dalam berjuang. Nabi mengasuh Ummu Kultsum dengan penuh cinta dan kasih sayang seorang ayah hingga ajal menjemputnya.

Sumber Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah, Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.





Ruqayyah binti Muhammad saw


Ruqayyah adalah anak kedua dari Nabi Muhammad saw dan Khadijah ra, dia lahir setelah Zainab. Dia memeluk Islam ketika tinggal di Makkah bersama ibu dan saudara-saudaranya. Bersama mereka Ruqayyah ikut berbaiat di hadapan Nabi saw dan menyaksikan bagaimana kafir Quraish mengisolasi mereka. bersama mereka Ruqayyah ikut berjihad membantu perjuangan ayahnya di Makkah sampai ajal menjemput ibunya. Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, kemudian diceraikan suaminya karena dakwah yang dibawa oleh ayah mertuanya. Setelah itu Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan, lalu mereka ikut berhijrah ke Habasyah. Saat itulah dia melahirkan anak laki-laki bernama Abdullah al-Akbar, sebuah nama sekaligus julukannya. Puteranya meninggal saat berusia enam tahun setelah kedua matanya dipatuk ayam.

Ruqayyah adalah salah satu selasih dari selasih surga, ia adalah hembusan angin sepoi pada waktu musim gugur yang indah. Ruqayyah adalah keturunan rumah tangga keimanan dan ketakwaan, rumah tangga keikhlasan dan ketaatan, kesucian dan kesetiaan. Hati Ruqayyah kecil telah menyaksikan kesediahan dan rasa iba atas sikap para kaum kafir yang terang-terangan menabuh genderang perang terhadap ayahnya dan para pengikutnya yang lemah. Bagaimana mereka diikat oleh tali, disimpan di bawah terik panas sinar matahari yang membakar  dan di atas mereka di simpan batu-batu yang panas sampai mereka kembali menyembah Tuhan patung mereka.

Ketika tinggal sekitar 17 bulan di Madinah, Ruqayyah diserang penyakit cacar. Nabi memerintahkan Utsman agar tetap berada di samping istrinya meskipun kaum muslimin bersiap-siap untuk perang Badar. Ketika Nabi baru tiba dari perang Badar, Ruqayyah wafat dan dimakamkan. Saat Fatimah duduk di makam Ruqayyah, Fatimah menangisi saudarinya di samping Nabi saw. Nabi saw memegang Fatimah, mengusap air matanya dengan ujung kain beliau. cukuplah beliau menunjukkan kesabarannya di hadapan Allah. Ruqayyah turut berjuang di jalan Allah, Nabi saw memuji keagungan Allah dan menitipkan Ruqayyah di sisinya.




Sumber Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah, Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.

Zainab binti Muhammad saw


Zainab adalah putri sulung Nabi saw dengan Khadijah Ra. Ia lahir ketika Nabi saw berusai 30 tahun. Zainab menikah dengan putera bibinya dari pihak ibu, Abu al-‘Ash bin al-Rabi’ sebelum masa kenabian. Bibinya Halah binti Khuwailid sangat dihormati Nabi. Ketika Zainab bersama ibu dan saudara-saudaranya memeluk Islam, Abu al-‘Ash tetap memegang agama yang dipeluk orang-orang Quraisy. Dari pernikahannya dengan Abu al-‘Ash, Zainab melahirkan seorang putera bernama Ali yang meniggal ketika menginjak usia dewasa. Nabi pernah memangku Ali ketika naik kendaraan pada saat fathu Makkah. Kemudian lahir pula dari rahim Zainab seorang anak perempuan bernama Umamah, yang kemudian dinikahi Ali bin Abi Thalib setelah kematian Fatimah. Sesudah Ali wafat, Umamah diperistri oleh Mughirah bin Naufal.

Sejarah mencatat bahwa Zainab adalah puteri yang sangat patuh kepada ayahnya. Dia selalu mencurahkan isi hatinya kepada kitab suci. Memohon agar Allah memberikan hidayah kepada suaminya hingga terbuka hatinya untuk masuk Islam dan memohon agar dia diberi ketenangan dan kekuatan atas apa yang akan terjadi. Kemudian Abu ‘Ash memeluk Islam pada tahun ketujuh Hijriyah, namun baru saja ikatan keluarga tersebut terajut, perpisahan terakhirpun terjadi. Pada tahun kedelapan hijriyah, Zainab wafat. Abu ‘Ash hidup seorang diri sampai akhirnya setelah itu dia pun menyusul istrinya.

Dengan kepergian Zainab, wanita yang paling dicintai rasulullah saw. Keihklasan, kebaikan dan pengorbanan yang sudah dilakukan Zainab merupakan inspirasi bagi semua orang.

Sumber Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah, Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.

Khadijah Al-Kubro (Sang Perempuan Surga)


Dia adalah Ummul Mukminin yang bersih dan suci. Wanita yang pertama mengucapkan syahadat tauhid setelah Rasul saw dan mengingkari penyembahan berhala. Dia tmbuh dan hidup di kota Makkah dan Baitullah al-Haram, bapaknya bernama Khuwailid bin Asad dan ibunya bernama Fatimah Binti Zaidah. Khadijah binti Khuwailid adalah seorang saudagar wanita yang dihormati dan kaya raya. Dia memperkerjakan banyak orang untuk mengurus harta bendanya. Hal itu dilakukannya karena bangsa Quraisy sangat terkenal terampil dan mahir dalam hal perniagaan.

Kahdijah adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah saw dan paling banyak meninggalkan cerita perjuangan dalam kehidupan beliau. dari pernikahan Khadijah dengan Rasulullah saw lahirlah putera-putera yang shaleh, yaitu Qasim, Thayyib, Thahir dan beberapa orang puteri yaitu Ruqayyah, Zainab, Ummu Kultsum dan Fatimah.

Khadijah beriman dan mempercayai apa yang dibawa rasul saw. Beliaulah yang membela dan memberikan semangat kepada Rasul saw. Jika pendustaan kaumnya kala itu membuat Rasul saw bersedih, maka Allah menghilangkannya dengan hiburan melalui Khadijah. Khadijahlah yang telah membuat beliau tegar dan meringankan masalah-masalah kaumnya.

Ummul Mukminin Khadijah, wafat di kota Makkah tiga tahun sebelum hijrah Rasulullah saw ke kota Yatsrib. Saat itu Khadijah berumur 65 tahun. Ketika Khadijah wafat, Nabi saw masuk ke dalam kamarnya dan bersabda, “aku tidak melihat bahwa kamu membenci (sesuatu) dan kadang dalam kebencian itu terdapat suatu kebaikan”. Saat pemakaman Rasulullah sendiri yang turun ke liang kubur dan meletakkan jasad Khadijah dengan tangannya. Khadijah dimakamkan di daerah Hujun, salah satu gunung yang berada di kota Makkah. Wafatnya Khadijah telah memberikan pengaruh yang mendalam pada jiwa Rasulullah karena Khadijah adalah seorang istri yang padanya Rasulullah mendapatkan ketenangan.

Sumber tulisan: Abdurrahman Umairah, Wanita-wanita dalam Al-Qur'an dan Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita.

Sang Alkemis (The Alkemist) Paulo Coelho



Saya tertarik untuk membaca novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho, novel ini banyak memuat nilia-nilai positif yang sangat luar biasa. sejujurnya awal mula saya tetarik membaca novel ini adalah karena latar lebakang kehidupan sang penulis, salah satunya adalah bahwa penulis pernah dua kali dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa oleh orang tuanya, karena mereka tidak setuju dengan Paulo yang terjun ke dalam dunia sastra atau tulis menulis. Perjalanan panjang Paulo untuk menjadi seorang penulis memang tidak mudah, apalagi sampai tidak mendapat dukungan orang tua sendiri yang merupakan orang terdekat kita. hal tersebut tentunya banyak memberikan motivasi buat semua orang khususnya saya sendiri, bahwa memang Mimpi-mimpi yang ingin kita gapai itu sesulit apapun, seberat apapun rintangan di depannya, mimpi-mimpi itu akan tetap datang memeluk dan menggenggam kita yang sudah susah payah berjuang untuk mendapatkannya.
karena sang Alkemis ini novel pertama dari karya beliau yang saya baca, saya belum tahu bagaimana alur-alur novel lainnya. tapi dari sang Alkemis ini saya merasa tokoh Santiago adalah sosok Paulo Coelho, yang terus menerus mengejar takdirnya. bahkan dia harus keluar dari zona aman agar bisa mengejar takdir yang sudah ter-Maktub tersebut. dia harus meninggalkan rumahnya dan mencari kehidupannya sendiri, saat sudah nyaman dengan kehidupannya sendiri, ia juga harus terus melangkah maju mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilaluinya. karena betapa banyak manusia yang tidak mau mengejar mimpi mereka hanya karena mereka sudah merasa takut akan kegagalan. mereka sudah digerogoti oleh ketakutan yang tidak bisa menghasilkan apa-apa. bukankah perasaan takut akan kegagalan itu lebih menyeramkan daripada kegagalan itu sendiri.

dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari novel sang Alkemis ini, buat siapapun yang masih takut dengan mimpi-mimpi kalian, silahkan baca novel ini. benar-benar menggugah dan menggerakkan, karena bagaimanpun kita berhak atas impian kita, soal takdir baik dan buruk, Tuhan telah memberikan pilihan, tinggal kita mau pilih yang mana.

72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...