Selasa, 01 Desember 2020

Man's Search for Meaning (Dr Viktor E. Frankl)


Di penghujung bulan akhir tahun ini saya  mengenal salah satu buku mlilik Dr Viktor E. Frankl yang merupakan seorang Psikiater terkemuka dari Eropa. Yang mana beliau juga pernah berada di empat kamp kematian Nazi antara tahun 1942-1945. Dan dalam buku ini beliau menceritakan pahit getirnya berada di kamp tersebut, tentang keberuntungan-keberuntungannya, tentang harapannya yang terkadang harus maju mundur, tentang dirinya dan tawanan-tawanan lain yang juga bertarung untuk bisa menerima penderitaannya.

Saya sampai bingung harus mengatakan apa tentang buku ini, kalimat-kalimat dalam ceritanya sangat memotivasi untuk siapapun yang sedang merasa menjadi manusia paling menderita, merasa menjadi manusia paling menyedihkan atau menjadi manusia yang paling sangat tidak beruntung. Sejatinya selama keyakinan itu masih hidup di batin kita, harapan untuk terus melangkah itu akan selalu ada, tidak peduli penderitaan atau situasi apapun yang sedang kita hadapi. Seperti yang dikatakan dalam bukunya bahwa kita harus bisa melakukan apapun di dalam situasi hidup yang bagaimanapun.

Dalam bukunya juga beliau mengatakan bahwa kita harus tau tentang alasan kita untuk hidup agar kita bisa menghadapi bagaimana-bagaimana ke depannya nanti. Kita memang tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi dalam hidup kita, tapi kita bisa mengendalikan rasa dan cara kita dalam menghadapi hal tersebut. Kita tidak bisa menolak kesedihan, kita tidak bisa menolak apapun yang sudah ditakdirkan dalam hidup kita, tapi kita bisa mengubah cara pandang dan sikap kita dalam menghadapi kesedihan itu. semua kembali pada diri kita, karena kita punya potensi untuk menentukan cara bersikap dan berfikir kita dalam menghadapi kehidupan. Penderitaan, rasa bersalah dan kematian, sering sekali menghantui kita, tapi ketiga hal tersebut seharusnya mampu menjadi sebuah kesempatan untuk menjadikan diri kita lebih berhasil, lebih belajar untuk menjadi baik dari hari ke hari dan lebih membuat kita menjadi manusia yang bertanggung jawab pada hidup yang tidak kekal.

Dalam buku Dr Viktor ini, kita diajak agar selalu berfikir positif untuk bisa menemukan makna hidup pada situasi dan kondisi apapun. Jangan pernah menyerah, jangan kalah hanya  kerena penderitaan, jangan hancur dikarenakan oleh diri sendiri. Karena kita bisa menentukan untuk memilih cara yang lebih baik dalam menanggapi masalah tersulit dalam hidup.

Kurang lebih itulah sebagian pelajaran yang bisa saya ambil dari buku beliau, saya tidak menuliskannya semua di sini, karena kalian harus mencobanya sendiri untuk membacanya. Dan sebelumnya, ada salah satu cerita beliau yang sangat menyentuh hati saya pribadi, ketika beberapa hari setelah pembebesan beliau  dari kamp Nazi, beliau berjalan menelusuri desa yang ditumbuhi banyak bunga-bunga dan beliau mendengarkan banyak kicauan burung. Tidak ada apapun kecuali bumi dan hamparan langit, pada saat itu beliau berhenti dan menatap sekelilingnya kemudian menengadah ke angkasa dan akhirnya berlutut. Kemudian beliau berucap “Saya memanggil Tuhan dari penjara saya yang sempit dan Dia menjawab saya di kebebasan ruang”, dan beliau sampai tidak ingat berapa lama berlutut dan mengulang-ulang kalimat tersebut. Dari cerita ini, saya seolah terbawa arus kebahagiaan beliau yang tiada tara karena bisa melihat dunia kembali dengan penuh kebebasan.

Cukup sekian review buku ini, saya tidak boleh berlama-lama untuk menuliskannya, karena “Dunia tengah berada dalam kondisi Buruk, tetapi akan tetap memburuk, kecuali masing-masing dari diri kita melakukan yang terbaik” (Dr Viktor E. Frankl)

 

72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...