Kamis, 02 Mei 2019

Im-Por


Impor...
Pak kenapa Impor?
Bukankah Negeri kita seperti Surga.
Apapun melimpah tak terkira.
Pak kenapa lagi Impor?
Bukankah Negeri kita memilki manusia-manusia perkasa.
Yang siap bekerja untuk bangsa.
Pak, Cangkul itu?
Kenapa pula harus didatangkan dari Negeri entah berantah.
Bukankah di Negeri ini banyak ahlinya tak terhitung jumlah.
Dan lagi pak, masih banyak sekali tak terhitung lagi tanpa batas.
Lagu lama selalu terjadi, hukum itu masih tajam di bawah tumpul di atas.
Pak aku rakyat biasa.
Tidak bisa berbuat apa-apa.
Dan hanya bisa bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di Indonesia.
Kemudian menulisnya dengan kata-kata ditemani senja.
 @Bird16

Anak Rakyat



Senyum merekah itu membahagiakan.
Kejahilannya benar-benar menggemaskan.
Aku menatapnya dari bangku yang berjarak dekat.
Membiarkan mereka dengan pikirannya masing-masing.
Agar kehadiranku di tengah-tengah mereka tak lagi asing.
Anak-anak di sekolah rakyat.
Jauh di dalamnya mereka juga berbakat.
Kita hanya perlu selangkah lagi mendekap erat.
Membawa mereka menemukan mimpi-mimpinya.
Karena mereka juga berhak untuk meraih indahnya senja yang bersahaja.
@Bird16

Masa-kan berlalu



Bisakah kamu berlalu
Jangan pernah lagi mengganggu dengan senyummu.
Bisakah kamu pergi
Jangan pernah lagi datang menghampiri.
Aku seperti terperangkap dalam dinding besar,
Bersama rasa yang entah kapan akan mati.
Lukisan dinding itu kamu,
Langit yang menaungiku pun kamu,
Angin yang berhembus menjadi desahan nafasmu.
Aku terperangkap dengan rasa yang entah berantah.
Kini tertatih kuharuskan kaki melangkah pergi,
Dari kurungan dinding besar.
Aku ingin keluar dan membiarkan kamu dan kenanganku bersamamu mati di masa lalu
Masa di mana tuan-pun tak akan mampu kembali ke masa itu.
@Bird16

Guru Ngaji



Suara dengan berbagai macam dialek itu menggema.
Mengalahkan suara terindah di dunia.
Di ruangan itu mereka mengeluarkan suara Al-Qur’an,
Kalam yang 1400 tahun lalu diturunkan.
Rumah di tengah-tengan perkebunan,
Saat mega merah berkeliaran,
Al-Qur’an mulai dilantunkan.
Hurufnya mengalir menemani kesunyian malam,
Seolah Tuhan hadir di tengah keramaian,
Merasuki hati dan fikiran dengan damai.
Aku menatap mereka dengan penuh perasaan,
Sambil bergumam dalam hati,  Semoga kehidupan kita penuh keberkahan.
@Bird16

72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...