Kamis, 10 September 2020

Menemani si Sunyi

 


Sendiri terkadang sepi, tapi menyepi adalah hal yang amat disenangi.

Menyepi baginya harus sendiri, tidak ada hewan-hewan berakal di sekitar.

Berjalan di bawah awan yang semakin terang,

Menatapi wajah-wajah yang semakin riang di keramaian.

dirinya amat suka menyepi tapi tak suka sunyi

dan selalu menginginkan bunyi

Benar-benar bunyi

Pada malam yang kesekian kali ia terbangun dengan keringat bercucuran, suhu badan yang kian dingin dan ia mulai memeluk kepalanya erat. ‘tidak apa, tidak apa ini hanya ketakutan’. dirinya untuk kesekian kali juga harus berbaring lagi dan menghidupkan laptop , membiarkan orang-orang dalam laptop itu berbicara sampai pagi, sampai hatinya yakin bahwa dirinya sudah memasuki hari baru dan akan menyambut matahari terbit.

Beberapa orang di bumi mengalami kecemasan yang kian hari kian menggerogoti mental tanpa pernah ampun. Mengikis setiap harapan yang sudah lama bersemayam dalam jiwanya dengan perlahan. Dirinya menangis dengan suara isakannya yang tertahan, di ruangan yang menurutnya seperti sebuah kenyamanan dan kebahagiaan dan di sanalah ia memupuk harapan itu kembali, meski beberapa samurai sudah bersiap-siap memotongnya tanpa pernah peduli.[]


72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...