Minggu, 29 Maret 2020

Ekspedisi pelayaran James Cook



Ekspedisi Pelayaran James Cook
(Pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan untuk menciptakan  sistem kekebalan tubuh yang kuat)

Setiap beberapa tahun, planet Venus melintas  tepat diantar matahari dan bumi. Lama perlintasan itu berbeda-beda ketika dilihat daei titik-titik yang berjauhan di permukaan bumi karena perbedaan kecil dalam sudut penglihatan pengamat. Bila beberapa pengamatan atas perlintasan yang sama dibuat di benua yang berbeda-beda, yang dibutuhkan hanyalah trigonometri sederhana untuk menghitung jarak tepat kita dari matahari. Ahli-ahli  astronomi memprediksi bahwa perlintasan Venus yang berikutnya akan terjadi pada 1761 dan 1769. Maka dikirimlah ekpedisi dari Eropa ke tempat penjuru dunia guna mengamati perlintasan itu dari sebanyak mungkin titik.

Pada 1761 para ilmuan mengamati perlintasan Venus dari Siberia, Amerika Utara, Madagaskar dan Afrika Selatan. Seiring mendekatnya perlintasan 1769, masyarakat sains Eropa menggelar upaya besar-besaran dan ilmuan-ilmuan dikirim sampai sejauh Kanada utara dan California (yang waktu itu merupakan alam liar). Royal Society of London for the Improvement of Natural Knowladge menyimpulkan bahwa itu tidaklah cukup. Guna memperoleh hasil paling akurat, seorang ahli astronomi harus dikirimkan ke Samudra Pasifik barat daya.

Royal Society memutuskan untuk mengirimkan seorang ahli astronomi terkemua, Charles Green ke Tahiti dan tidak pelit menggelintirkan upaya ataupun uang.  Namun karena ekspedisi yang dibiayai mahal sekali, tidak masuka kal jika ekspedisi itu digunakan hanya untuk satu pengamatan astronomi. Oleh karena itu,  Green disertai ti  yang terdiri atas delapan ilmuan lain dari beberapa nidang ilmu, diketuai oleh dua ahli botani, Joseph Banks dan Daniel Solander. Tim itu mencakup juga seniman-seniman yang ditugaskan membuat gambar negeri, tumbuhan, hewan dan masyarakat baru yang tentunya yang akan dijumpai para ilmuan. Dilengkapi dengan alat-alat sains paling maju yang bisa dibeli Banks dan Royal Society, ekspedisi itu ditempatkan di bawah komando kapeten James Cook, seorang pelaut berpengalaman sekaligus ahli geografi dan etnografi terkemuka.

Ekspedisi itu meninggalkan Inggris pada 1768, mengamati perlintasan Venus di Tahiti pada 1769, menjelajahi beberapa kepulan Pasifik, mengunjungi Australia dan Selandia Baru dan kembali ke Inggris pada tahun 1771. Ekspedisi itu membawa pulang banyak sekali data astronomi, geografi, meteorologi, botani, zoologi dan antropologi. Temuan-temuannya memberikan sumbangan besar bagi sejumlah bidang ilmu, menyulut imajinasi orang-orang Eropa dengan kisah-kisah menkjubkan tentang Pasifik Selatan dan mengilhami generasi-generasi ahli alam dan astronomi berikutnya.

Salah satu bidang yang memperoleh manfaat dari ekspedisi Cook adalah kedokteran. Kali itu, kapal-kapal yang berlayar ke negeri-negeri jauh tahu bahwa lebih daripada separo awak kapal akan mati dalam perjalanan. Musuh bebuyutan mereka bukanlah penduduk setempat yang marah, kapal perang musuh, atau rindu kampung halaman. Musuh mereka adalah penyakit misterius bernama Skorbut. Orang-orang yang terserang penyakit itu menjadi lesu dan depresi dan gusi serta jaringan lunak mereka berdarah. Seiring berlanjutnya penyakit itu, gigi mereka rontok, muncul luka lepuh terbuka dan mereka menderita demam, sakit kuning dan kehilangan kendali atas anggota tubuh.

Antara abad ke 16 dan ke-18, skorbut diperkirakan merenggut nyawa sekitar dua juta pelaut. Tidak ada yang tahu apa yang menyebabkannya dan tak peduli obat apapun yang dicoba, para pelaut terus mati dalam jumlah besar. Titik balik terjadi pada 1747, ketika seorang dokter Britania, James Lind, melakukan percobaan terkontrol terhadap sejumlah pelaut yang menderita penyakit tersebut. Dia memisahkan mereka menjadi beberapa kelompok dan memberi masing-masing kelompok perlakuan berbeda. Satu kelompok uji diperintahkan memakan buah jeruk, obat trdsisional yang umum diberikan untuk Skorbut. Pasien-pasien dalam kelompok ini dengan cepat pulih. Lind tidak tahu kandungan apa dalam buah jeruk yang kurang di tubuh para pelaut, tapi kita sekarang tahu kandungan itu adalah vitamin C. diet tipikal dalam pelayaran saat itu sangat kekurangan makanan yang kaya vitamin penting. Dalam pelayaran jangka panjang, pelaut biasanya bertahan hidup dengan memakan biskuit dan dendeng, dan nyaris tidak memakan buah atau sayur.

Royal Navy tidak teryakinkan oleh percobaan-percobaan Lind, namun James Cook yakin. Dia memutuskan untuk membuktikan bahwa sang dokter benar. Dia memuat kapalnya dengan Sauerkraut (acar kol) dalam jumlah besar dan memerintahkan para pelautnya untuk memakan banyak buah dan sayur kapanpun ekspedisi itu merapat ke darat. Cook tidak kehilangan seorangpun pelaut akibat Skorbut. Dalam dasawrsa-dasawarsa berikutnya, semua angkatan laut di dunia memakai diet pelayaran Cook dan tak terhitung banyaknya nyawa pelaut dan penumpang yang terselamatkan.

Yuval Noah Harari, Sapiens Riwayat singkat Umat Manusia.

Penyakit Skorbut: Efek lesu, depresi dan gusi serta jaringan lunak berdarah. Seiring berlanjutnya penyakit itu, gigi mereka rontok, muncul luka lepuh terbuka dan mereka menderita demam, sakit kuning dan kehilangan kendali atas anggota tubuh.

Setalah kita pahami, ternyata penyakit Skorbut ini sangat mengerikan sekali. Orang-orang tanpa Sains pasti akan mengatakan bahwa itu adalah azab Tuhan. padahal penyakit juga di timbulkan oleh manusia itu sendiri, ketika pola hidup menjadi tidak seimbang dan tidak sehat.  Waallhu A’lam

72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...