Jumat, 10 Oktober 2014

Lupa menurut al-Qur'an

بسم الله الرحمن الرحيم


di antara kesulitan-kesulitan manusia adalah ia memiliki sifat lupa. itu adalah perkara yang berbahaya baginya, dimana ia (sifat lupa) akan memperingatinya (Manusia) dalam banyak situasi dan kondisi, serta terhadap Harmonisasi yang baik (sehat) bagi problematika hidup yang dihadapinya. al-Qur'an menyebutkan kata "Lupa" atau "lalai" dalam banyak ayat. apabila kita kembali merujuk kepada ayat-ayat ini dan mempelajari makna-maknanya, maka pastilah kita akan mendapati bahwa lupa yang ada di dalamnya memiliki sejumlah makna, yang makna ringkasnya adalah:

  • lupa yang datang secara tiba-tiba pada pikiran tentang peristiwa-peristiwa, nama-nama orang per orang, dan informasi-informasi yang beraneka bentuk yang sebelumnya telah diperoleh seseorang. itu adalah lupa biasa yang dialami orang sebagai konsekuensi saling berdesakandan tumpah tindihnya berbagai informasi. para Psikolog mempelajari bentuk lupa ini dengan studi yang terperinci dan mereka menghubungkannya kepada tumpang-tindihnya informasi. mereka membedakan dua jenis dari Overlapping yakni hambatan retroaktif dan hambatan proaktif. hambatan retroaktif terjadi di saat studi yang tengah kita lakukan terhadap materi-materi baru melemahkan memori kita terhadap materi-materi yang sebelumnya telah kita pelajari. sementara hambatan proaktif terjadi karena pengaruh kebiasaan-kebiasaan dari berbagai aktifitas dan informasi kita terdahulu dalam memori kita terhadap materi yang baru kita pelajari.dimana memori kita terhadap materi ini akan menjadi lebih baik apabila informasi-informasi dan aktifitas lalu lebih sedikit. untuk itu,anak-anak lebih mampu di dalam mengingat detail peristiwa yang lalu,daripada orang-orang yang telah mencapai usia dewasa. Allah telah menyebutkan jenis lupa ini  dalam firmannya: "kami akan membacakan (al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa." (QS. al-A'la:6)
  • lupa yang memuat makna lalai atau ceroboh. seperti orang yang lupa sesuatu berada di tempat mana, atau seperti orang yang hendak berbicara dengan orang lain dalam berbagai persoalan, lalu ia membicarakan sebagiannya dan lupa sebagian yang lainnya. ia baru ingat setelah selesai berbicara kemudian. contohnya seperti yang diceritakan dalam al-Qur'an tentang murid Nabi Musa as: "muridnya menjawab, tahukah engkau tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya, melainkan setan. dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali." (QS. al-Kahfi:63). contoh lain adalah apa yang diucapkan Nabi Musa as kepada hamba yang saleh, sebagaimana diungkapkan oleh Allah SWT dalam firmannya: "janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku." (QS. al-Kahfi: 73).       jenis lupa semacam ini mungkin juga diinterpretasikan dengan Overlapping.
  • lupa dengan makna hilangnya perhatian kepada suatu perkara. contoh dari lupa ini terdapat dalam al-Qur'an: "mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka."  (QS. at-Taubah:67). adapun makna kalimat "mereka telah lupa kepada Allah" adalah bahwasanya mereka tidak taat kepadanya akibat telah hilangnya perhatian mereka dengan ketaatan pada perintahnya. dan makna kalimat "maka Allah melupakan mereka" adalah bahwa Allah mengalihkan karunianya dari mereka dan menyerahkan mereka kepada nafsu-nafsu mereka sendiri.
Sumber: Dr. Muhammad 'Utsman Najati, dalam bukunya "Jiwa Manusia dalam Sorotan al-Qur'an."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...