Selasa, 24 Desember 2024

Muhammad: Sang Cahaya Peradaban

 


Muhammad Muhammad Muhammad...

 wahai kekasih Allah yang akhlaknya teduh bak sinar rembulan. dulu aku tak mengerti kenapa kafir Quraisy pernah menahan siapapun orang luar jazirah Arab yang berziarah ke Mekah untuk jangan sampai mereka bertemu denganmu. kafir Quraisy menganggap kau layaknya tukang sihir yang menghipnotis siapapun yang bertemu denganmu dan pada akhirnya akan mengimanimu dan mencintaimu. 

Ternyata anggapan kafir Quraisy tentang sihir dan hipnotis itu seperti benar adanya (meskipun pada hakikatnya semua itu tak lain karena engkau adalah benar-benar seorang nabi) bahkan ketika engkau sudah terbaring suci di tanah peristirahatan Madinah, siapapun yang menziarahimu termasuk aku umatmu yang kerdil penuh lumpur dosa ini, benar-benar terhipnotis olehmu, tersihir pada tanah perjuanganmu. rasanya sudah tidak ada tempat yang benar-benar ingin aku datangi lagi kecuali tempat di mana di bawah tanahnya terbaring jasad suci dan indahmu.

Wahai kekasih Allah, hanya engkau satu-satunya manusia yang dalam kurun waktu 23 tahun mampu melakukan revolusi besar-besaran dan melahirkan peradaban yang tiada tandingannya. bahkan jutaan orang kini datang kepadamu dan menangis merindukanmu. kini dalam deretan ribuan air yang turun ke bumi aku melantunkan harapan agar Tuhan mengizinkan lagi Dan lagi untukku dan semua umatmu bisa kembali menziarahi tanah suci. Aamiin 


Dari Umatmu yang lemah, kerdil penuh lumpuran dosa...

Minggu, 01 Desember 2024

MEMBELA PALESTINA MEMBELA KEMANUSIAAN

 


Palestina merupakan negara dengan penduduk Mayoritas Muslim. Meski begitu, di salah satu kota Palestina yaitu Haifa, Komunitas-komunitas Muslim, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan dalam hubungan yang cukup harmonis. Pada tahun 1854, hanya ada komunitas kecil orang Yahudi di Haifa berjumlah 32 orang dari keseluruhan penduduk Haifa 2.012 orang, sementara muslim 1.200 orang dan selebihnya Kristen terutama dari aliran Ortodoks yang memang sudah turun temurun dianut oleh orang-orang Kristen Palestina. Namun pada tahun 1920 pemukiman Yahudi mulai tumbuh di area itu, sebagiannya dibangun dengan sokongan dari Jewish National Fund dan organisasi-organisasi Zionis Amerika. Pada tahun 1929, situasi di Palestina mulai memanas, dipicu oleh meningkatnya pemukiman Zionis dan memburuknya situasi ekonomi dunia. Tepat pada Juli 1938 dua buah bom Teroris Yahudi meledak dan menewaskan lebih dari  60 orang Palestina, sementara beberapa orang Arab yang menjadi pegawai di Perusahaan-perusahaan Yahudi beserta beberapa orang Yahudi cedera dan tewas oleh serangan balik dari pihak Palestina.

Konflik Palestina dan Israel bukanlah konflik kemarin sore, pada saat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengambil alih mandat Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris, PBB membagi wilayah Palestina menjadi dua negara, satu untuk Arab Palestina dan satu untuk bangsa Yahudi. Pembagian tersebut diadopsi sebagai Resolusi PBB Nomor 181 pada tahun 1947. Tentu hal itu memicu penolakan keras dari Arab Palestina sehingga menyebabkan Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948 yang kemudian dimenangkan oleh Israel dan mengakibatkan terbentuknya negara Israel dan rakyat Pelestina pun mengungsi.

Peristiwa ini dikenang oleh salah satu pejuang Perempuan Palestina Leila Khaled, ia mengenang masa kecil pertemanannya dengan salah satu teman Yahudi bernama Tamara,  “Titik balik pertemananku dengan Tamara terjadi pada 29 November 1947 ketika PBB mempartisi Palestina antara aku dan Tamara. Tamara diberi 56 persen dari tanah airku, sementara aku diharapkan untuk menerima Keputusan itu dan memberi selamat pada kaum Tamara.[1]

Namun perlu digarisbawahi, bahwa korban dari konflik panjang antara Palestina-Israel ini bukan hanya terjadi di umat Muslim Palestina, tetapi juga warga Palestina yang menganut agama lain seperti Kristen, Druze dan bahkan Yahudi sendiri. Maka dari itu, konflik antara Palestina dan Israel bukanlah konflik agama antara Islam dan Yahudi, bahkan data 2022 menunjukkan di Israel jumlah penduduk Muslim mencapai 17%.

Konflik itu terus berlangsung selama puluhan tahun, Sebagian dunia menutup mata tak ingin melihat dan menutup telinga enggan mendengar tentang Perang yang semakin memanas dan tidak terkendali. Tuan Rumah terusir dari rumahnya sendiri, sementara sang tamu, Israel dengan dukungan Sebagian negara-negara Barat termasuk Amerika menguasai wilayah yang direbutnya selama perang-perang dengan negara-negara Arab, seperti tepi Barat, jalur Gaza dan bagian dari Yerusalem Timur. Beberapa kali Upaya dilakukan untuk mengehentikan konflik Palestina-Israel yang terus terjadi diantaranya perjanjian Oslo pada tahun 1993 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), serta perundingan Camp David pada tahun 2000 yang sudah hampir mencapai kesepakatan namun akhirnya gagal.

Konflik berkepanjangan itu menyebabkan ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa menjadi pengungsi yang sekarang tinggal di berbagai negara dan kamp Pengungsian, sementara 2 juta orang rakyat Pelestina dikurung dalam penjara terbuka di jalur Gaza, akses terhadap sandang pangan dan Pendidikan dibatasi, hak hidup mereka dirampas, bahkan terhitung sejak Oktober tahun 2023 Israel melakukan genosida besar-besaran, sehingga menyebabkan puluhan ribu menjemput syahidnya di bawah reruntuhan bangunan-bangunan berkepul debu dan asap. Namun keterjajahan dan keterusiran itu  mereka tanggung tanpa harus mengiba belas kasihan bangsa lain dan tidak semata mengandalkan amarah dan kecengengan.

Tindakan Israel demi menguasai tanah milik Palestina jelas bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, genosida yang dilakukan atas dukungan Amerika mendapat kecaman sebagian Masyarakat dari berbagai negara dengan berbagai suku bangsa dan agama. Mereka dengan penuh solideritas mengecam kekejian Israel.  Anak-anak bahkan bayi dibiarkan hidup dalam bayang-bayang kengerian karena perang dan kehilangan keluarganya, para orangtua dibiarkan menguras airmata karena menyaksikan anak-anak mereka menjemput syahid di bawah reruntuhan bangunan. Bahkan bangunan rumah sakit, sekolah, masjid, gereja diratakan oleh rudal yang ditembakkan Israel, membuat rakyat Palestina yang selamat dari serangan rudal harus berjalan berkilo-kilo menuju tempat pengungsian. Namun di Tengah gempuran keputusasaan itu, wajah-wajah Palestina tak pernah menunjukkan ketakutan dan kesengsaraan, justru jiwa-jiwa mereka penuh keberanian dan perjuangan. Mereka tak kehilangan sinar senyumnya seolah mencambuk kita yang hidup di negara yang aman dan tentram namun hati kita sering mengeluh dan penuh keputusasaan.

Aksi kemanusiaan terus berkumandang, selain mengutuk Israel, Sebagian dari mereka juga mengutuk dukungan pemerintah negara mereka kepada Israel yang jelas-jelas telah melakukan pembunuhan masal pada rakyat Palestina, negara-negara itu diantaranya seperti Amerika, Jerman, Inggris, Italia dan Australia. Meskipun mentri Luar Negeri Australia, Penny Wong mengatakan bahwa negaranya belum memasok senjata sejak awal konflik Gaza pada Oktober 2023.

Diantara 5  negara tersebut, Amerika Serikat dan Jerman lah yang paling besar memberikan bantuan Militer kepada Israel senilai ratusan juta dolar sejak Oktober 2023, menurutnya transfer senjata itu penting untuk mendukung keamanan Israel. Hubungan negara-negara besar dalam memasok senjata ke Israel bukanlah pertama kali terjadi, karena sejak awal berdirinya negara Israel, negara yang mengatakan paling menjunjung HAM itulah yang memang menjadi negara paling mendukung terjadinya serangan besar-besaran di Palestina, baginya Israel seperti anak Emas yang harus ditolong dan dilindungi.

Terlepas dari Amerika yang menjadi negara dengan dukungan terbesar untuk Israel, hal itu tidak berarti sama dengan warganya. kisah heroic pernah terjadi oleh salah satu warga Amerika yang mengutuk keras dukungan negaranya kepada Israel yang membunuh, menyiksa, mengusir rakyat pribumi Palestina. Salah satu warga Amerika itu Bernama Rachel Corrie, seorang gadis yang pada tahun 2003 memutuskan untuk bergabung Bersama International Solidarity Movement (ISM) untuk menjadi relawan kemanusiaan di Palestina. Kecintaannya dalam menolong sesama dan rasa kemanusiaan pada dirinya, gadis yang lahir pada tahun 1979 itu memutuskan cuti dari kuliah untuk mengabdi kepada bangsa Palestina.

Gadis dengan nama lengkap Rachel Aliene Corrie merupakan penganut agama Nasrani, namun agama bukan menjadi penghalang dirinya membantu sesama manusia. Ketika di Palestina Rachel berjuang Bersama anak-anak Palestina untuk kemerdekaan Palestina dari Zionis Israel, Rachel merasa menemukan kehidupan yang sebenarnya dengan membangun harapan tentang masa depan yang lebih baik, bahkan Rachel mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak Palestina yang ingin belajar. Ia yang sedari kecil memang memiliki jiwa kemanusiaan yang sangat tinggi, pernah berkomentar tentang negaranya, “Amerika tak Mempesonaku lagi, ia tak mampu memikatku lagi, ia pudar dan terlipat di pinggiran pikiranku.”

Namun perjuangan Rachel terhenti, Ketika ia dengan penuh semangat kemanusiaan mencoba  menghentikan Buldozer tantara Israel yang akan menggusur rumah milik warga Palestina di Rafah, Rachel dengan geram langsung berdiri menghadang Buldozer, namun tentara itu tidak pedulli dengan seorang Perempuan yang berdiri di hadapannya, dengan kejam Buldozer itu melindas tubuh Rachel hingga tulangnya remuk. Rachel sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Rachel Corrie meninggal pada 16 Maret di Rafah, Palestina. Setelah hanya dua bulan ia memutuskan diri untuk mengabdikan kemanusiaannya di bumi Palestina.

Setelah kejadian itu, Rachel Corrie menjadi sebuah symbol perjuangan rakyat Palestina, ia menjadi bukti bahwa kemanusiaan tidak perlu memandang identitas kultural, perbedaan politik, geografis, bahkan keyakinan. “Dia Putri Palestina.” Ucapan mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat, Ketika mengenang jasa-jasa Rachel Corrie.

Baru-baru ini juga terjadi hal yang tidak jauh berbeda, aksi yang terbilang ekstrem  dilakukan lagi oleh salah satu tantara Amerika di depan kedutaan Israel pada Februari 2024. Ia melakukan aksi protes dengan membakar dirinya sendiri sambil berteriak “Bebaskan Palestina!” Aaron Bushnell yang merupakan anggota Angkatan udara Amerika Serikat merasa frustasi atas keterlibatan genosida di Palestina. sebelum melakukan aksi protes tersebut Bushnell mengatakan “Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida. Saya akan terlibat dalam Tindakan protes yang ekstrem, tetapi dibandingkan dengan apa yang dialami orang-orang di Palestina di tangan penjajah mereka, itu tidak ekstrem sama sekali.”

Kisah aksi solideritas di atas hanyalah Sebagian dari kisah-kisah lainnya yang dilakukan untuk membela Palestina karena dasar nilai kemanusiaan. Semua orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk membela Palestina dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing, namun apa yang dilakukan Rachel dan Bushnell adalah symbol bahwa kita semua harus membuka mata atas penderitaan yang dialami manusia di belahan bumi lainnya, tanpa melihat apa bangsanya, sukunya dan bahkan agamanya. Hal itu senada dengan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Membela Palestina adalah bagian dari membela Kemanusiaan, seperti salah satu ungkapan “Anda tidak perlu menjadi Muslim untuk membela Palestina, anda hanya perlu menjadi manusia.”



[1] Sarah Irving, Leila Khaled, Terj. Pradewi Tri Chatami, (Tangerang: CV Marjin Kiri, 2023), cet II, h.17


Senin, 20 Mei 2024

Dawuh Khidir as kepada Musa as

 


“Ketahuilah, bahwa hatimu itu laksana bejana maka perhatikanlah apa yang hendak kau isi ke dalamnya. Kenalilah duniamu, lalu letakkanlah ia di belakangmu, karena dunia bukanlah negerimu dan bukan pula sebagai tempat yang abadi bagimu. Ia hanya sekedar sarana dan perantara untuk mencapai kebahagiaan hidup yang abadi saat engkau Kembali kepada Tuhan. Teguhkanlah dirimu dengan penuh kesabaran untuk membebaskan diri dari dosa. Wahai Musa, bersungguh-sungguhlah engkau dalam menuntut ilmu jika engkau benar-benar ingin mendapatkannya, karena ilmu hanya akan didapatkan oleh orang yang sangat serius untuk mendapatkannya. Janganlah engkau banyak bicara karena merasa banyak memiliki ilmu, karena dengan banyak bicara maka wibawa ulama menjadi sirna dan keburukan orang-orang yang tidak paham menjadi terbuka.

Bersikaplah sederhana dan bersahaja, karena hal itu merupakan keselarasan dan keselamatan. Berpalinglah dari orang-orang bodoh, bersikap bijaklah dan bersabar dalam menghadapi mereka, karena hal itu merupakan sikap orang-orang yang bijak dan perhiasan para ulama. Jika engkau dicaci maki oleh orang bodoh maka diamlah dengan penuh kesabaran dan menghindarlah darinya. Jika tidak, engkau akan tertular olehnya, bahkan bisa jadi lebih parah darinya.

Wahai putra Imran, janganlah engkau melihat dirimu merasa telah diberi ilmu, melainkan hanya secuil. Janganlah engkau membuka pintu jika engkau sendiri tidak tahu cara menutupnya. Jangan pula engkau menutupnya jika engkau sendiri tidak tahu cara membukanya.

Wahai Putra Maryam, barangsiapa yang ambisi dan kecintaannya kepada dunia tidak pernah ada habisnya sementara ia tidak memandang hina dan tertekan oleh hawa nafsu dunia, maka bagaimana ia bisa menjadi orang yang zuhud? Akankah orang yang dikuasai oleh nafsunya dapat melepaskan diri dari jeratan kejahatannya? Lalu, bagaimana mungkin menuntut ilmu itu berguna baginya sedangkan ia selalu saja melakukan Tindakan-tindakan yang bodoh? Sungguh, ia menganggap dirinya sedang menelusuri jalan menuju akhirat, padahal sebenarnya ia sedang berjalan untuk menghamba kepada dunia.

Wahai Musa, berlajarlah ilmu untuk engkau amalkan. Janganlah engkau mempelajarinya hanya untuk debat dan dialog omong kosong, agar ilmu itu dapat menjadi Cahaya penerang bagi dirimu dan orang lain. Wahai Musa, jadikanlah zuhud dan takwa sebagai pakaianmu, ilmu dan zikir sebagai kata-katamu. Perbanyaklah melakukan kebaikan, karena engkau tidak bisa terhindar dari keburukan. Jadikanlah hatimu merasa takut kepada Tuhan, karena dengan hal itu Tuhanmu akan Ridha kepadamu. Kerjakan amal-amal yang baik, karena engkau tidak bisa menghindarkan diri dari keburukan. Aku telah memberikan nasihat ini kepadamu, hendaklah engkau selalu menjaganya.

 

Sumber : Ibnu Katsir, Kisah para Nabi, Terj, Saefullah MS.


Jumat, 12 April 2024

Benarkah Kisah Kuno tentang banjir besar hanya milik nabi Nuh as ?

 

Kita sebagai seorang Muslim tentu sudah tidak asing Ketika mendengar kisah banjir besar yang terjadi pada masa nabi Nuh as, kisah-kisah itu bahkan sudah mandarah daging dalam tubuh dan pikiran kita, karena cerita itu bahkan selalu kita dengar Ketika kita masih usia belia dan terus terkenang bahkan Ketika kita sudah dewasa lalu mewariskan cerita-cerita itu kepada generasi-generasi selanjutnya.

Namun ternyata kisah banjir besar yang terjadi pada masa nabi Nuh as juga tidak hanya diyakini oleh umat Muslim, tetapi oleh umat keyakinan lain juga sebut saja Nasrani . mereka meyakini satu nabi Bernama Noah yang mengalami banjir besar karena murka Tuhan pada masa itu. Di sisi lain, kisah kuno banjir besar itupun sudah menjadi kisah warisan pada setiap masa dan keyakinan, dengan kisah yang bisa dikatakan hamper sama dengan kisah nabi Nuh as, mereka bahkan memiliki nama subjek yang berbeda namun dengan satu kejadian yang sama yaitu datangnya banjir besar karena adanya murka Tuhan.

Dalam sebuah epos yang berasal dari abad 18 SM di masa kaum Akkadia, muncul seorang tokoh yang disebut di dalam sejumlah tablet tanah liat, tokoh itu Bernama Atra-Hasis yang bermakna ‘sangat bijak’.  Ia seorang raja dari negeri Shuruppak sebagaimana terdapat dalam daftar nama-nama raja Sumeria yang ditulis oleh penulis kuno. Tokoh Atra-Hasis juga muncul diversi peradaban Assyria. Tokoh ini kemudian diterjemahkan juga ke dalam berbagai Bahasa sehingga Atra-Hasis popular selama kurang lebih 5000 tahun di berbagai wilayah di peradaban kuno.

Atra-Hasis sendiri merupakan seseorang yang bijaksana sekaligus raja yang membuat sebuah kapal untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan. Disebutkan pula ia merupakan seseorang yang selamat dari terjangan banjir besar. Nama Atra-Hasis kemudian berubah menjadi Utnapishtim  dan Utana’ishtim.  Di peradaban Sumeria nama itu menjadi Ziusudra.

Ziusudra merupakan tokoh yang muncul dalam kisah banjir besar versi Sumeria. Ketika tuhan-tuhan murka, mereka memutuskan untuk memusnahkan umat manusia. Tuhan Bernama Enlil kemudian memperingatkan Ziusudra (yang diduga tokoh yang sama dengan Atra-Hasis) akan adanya banjir dahsyat. Kemudian Enlil  memerintahkan Ziusudra untuk membuat sebuah kapal dan membawa masuk Binatang buas dan burung-burung ke dalam kapal itu. Tidak lama berselang angin besarpun menerpa, hujan pun turun sehingga air menyelimuti bumi selama tujuh hari tujuh malam. Ziusudra membuka jendela kapal agar sinar matahari dapat masuk, lalu Ziusudra sujud kepada tuhan matahari Bernama Utu. Setelah kapal tersebut berlabuh, Ziusudra menyembelih domba dan sapi, lalu membungkuk untuk tuhan Anu dan Enlil. Untuk melingungi fauna dan manusia, Ziusudra diberi hidup yang abadi dan menetap di negeri Dilmun.

Babylonia juga memiliki versinya sendiri mengenai adanya banjir besar. Bermula dengan terusiknya para tuhan dengan populasi manusia yang semakin bertambah, para tuhan mengirimkan wabah penyakit disusul dengan kekeringan. Kemudian tuhan Enlil menyarankan agar menghapuskan umat manusia dengan banjir namun Enki sudah memberi tahu keluarga Atra-Hasis. Sehingga Ketika badai datang, Atra-Hasis selamat dan umat manusia tidak jadi punah. Atra-Hasis kemudian memberi sesajen kepada para tuhan. Di abad 3 SM, kisah banjir besar di Mesopotamia muncul dengan versi yang lebih segar. Seorang Bernama Berossus sekaligus pendeta tuhan Marduk di Babylonia menulis:

Dahulu tuhan / dewa Kronos menyampaikan kepada Xisuthrus, di hari ke-15 bulan Daesius akan datang hujan dan banjir. Kronos memerintahkan kepada Xisuthrus untuk menyimpan semua tulisan miliknya di Sippara. Xisuthrus kemudian membangun sebuah kapal dengan dimensi 1005 m x402 m. ia menjadikan kapal itu penuh sesuai apa yang diperintahkan kepadanya. Setelah banjir menerjang hingga mulai mereda, ia melepas sejumlah ekor burung hingga burung-burung itu Kembali. Setelah itu ia Kembali melepas sejumlah ekor burung dan burung-burung itu pun Kembali namun kali ini dengan lumpur di kaki mereka. Pada percobaan ketiga, burung-burung tersebut tidaklah Kembali ke kapal. Xisuthrus kemudian melihat daratan yang muncul di atas permukaan air. Ia melabuhkan kapal itu di pegunungan Corcyraean di Armenia. Ia beserta istrinya, putrinya, dan nahkodanya turun dari kapal dan memberikan persembahan kepada tuhan-tuhan . keempatnya kemudian hidup Bersama para tuhan. Sementara yang lainnya bersedih karena tidak bertemu dengan keempat orang di atas kapal tadi namun mereka dapat mendengar suara Xisuthrus yang memerintahkan mereka agar menjadi saleh selain memerintahkan agar mencari tulisan-tulisan Xisuthrus yang dikubur di Sippara. Bagian dari kapal itu masih ada hingga hari ini dan Sebagian orang menjadikan bagian dari kapal itu sebagai jimat.

Kemiripan kisah-kisah mengenai banjir besar dengan kisah nabi Nuh as di dalam Al-Qur’an dan kisah Noah dalam tradisi Ahli Kitab begitu kentara. Terlepas dari elemen-elemen politeisme yang ada pada kisah-kisah tersebut, kemiripan ini membawa kepada satu indikasi bahwa kisah itu sebenarnya merujuk pada kisah yang sama dan tokoh yang sama. Seiring berjalannya waktu informasi mengenai peristiwa tercemar oleh distorsi. Namun ada pandangan sebaliknya yang mengatakan bahwa kemiripan itu menjadi indikasi bahwa Bibel dan Al-Qur’an menjiplak dari kisah-kisah zaman kuno.

Waallahu a’lam, Maha benar Allah atas segala firmannya…

 

Sumber Buku  : Wisnu Tanggap Prabowo,  Sejarah Berhala dan Jejak Risalah.


Minggu, 11 Februari 2024

MIS GOD’ED BY DR. LAURENCE B. BROWN


Bukankan Musa, Isa dan Muhammad bersepakat dengan ajaran-ajaran yang mereka bawa? Itulah mengapa ketiga agama Yahudi, Nasrani dan Islam disebut ke dalam agama-agama Abrahamik. Risalah yang dibawa Musa disempurnakan oleh Isa, kemudian risalah keduanya disempurnakan oleh Muhammad saw, sekaligus menjadi penutup nabi-nabi.

Ada buku yang sangat menarik untuk dibaca terkait agama-agama Abrahmik yang ditulis oleh seorang mualaf dari Amerika, yaitu Dr. laurance B. Brown. Yang merupakan seorang alumni Cornell University, Brown Medical School, dan George Washington University program residensi rumah sakit. Buku itu berjudul  Mis God’ed Mengungkap Rahasia Agama-agama Abrahamik yang diterbitkan oleh penerbit Republika dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Nurfitri Djaya Putri. Buku ini memiliki ketebalan 333 halaman, dicetak pada tahun 2022.

Buku ini mengulik tentang tiga agama Abrahamik, sekaligus ketimpangan ajaran yang terjadi diantara dua agama (Yahudi dan Nasrani) setelah sepeninggal rasul mereka. Buku ini ditulis berdasarkan data fakta yang ada, bukan karena kebencian penulis, apalagi mengingat si penulis adalah seorang mualaf yang memutuskan masuk Islam pada tahun 1994 setelah melakukan kajian Panjang tentang keesaan Tuhan pada  Agama Abrahamik termasuk agama dirinya sebelum masuk Islam yaitu Kristen.

Kajian-kajian Laurence B. Brown dalam buku ini menjadi poin-poin penting untuk siapapun yang ingin mengembalikan kemurnian ajaran agama Abrahamik, Khususnya agama Yahudi dan Nasrani.

Pada Bab Kristen dalam buku ini, Laurence B. Brown mengatakan bahwa “Yahudi sulit untuk didefinsikan, maka kata Kristen merupakan sebuah kata yang lebih rumit dan dipenuhi masalah. Perlu dicatat bahwa Yesus tidak pernah mengidentifikasikan dirinya sebagai Kristen dan tidak pernah mengklaim pernah membentuk agama Kristen di muka bumi. Bahkan kata Kristen tidak pernah terucap dari bibir Yesus. Kita dapat baca dari kitab Kisah para Rasul 11:26 bahwa , ‘murid-muridnya disebut Kristen partama kali di Antiokhia…’ yang berarti bahwa kata Kristen pertama kalinya dipakai untuk merujuk kepada murid-murid Yesus yang ditujukan oleh mereka yang tidak beriman.”

Jika kita menggunakan kata Kristen untuk mereka yang mengikuti ajaran Yesus, maka kita akan menghadapi kesulitan yang sama, karena umat Islam pun mengklaim bahwa mereka mengikuti ajaran Yesus lebih dalam disbanding orang Kristen. (Hlm 7)

Pada Bab Islam, Laurence B. Brown mengatakan “Tidak seperti kata Yahudi atau Kristen, Di mana kedua kata ini tidak disebut di dalam kitab suci masing-masing kedua agama tersebut, kata Islam dan Muslim disebut berulang kali di dalam Al-Qur’an. Oleh sebab itu, orang-orang yang menganggap bahwa Al-Qur’an adalah ungkapan kata-kata Tuhan memiliki otoritas agung untuk kata islam dan muslim dari kitab suci mereka sendiri.”

Tak perlu terlalu banyak untuk saya tuliskan review buku ini, namun bagi siapapun yang sedang melakukan perbandingan agama tentang agama Abrahamik, maka wajib untuk membaca tuntas buku yang ditulis oleh Dr. Laurence B. Brown. Happy Reading 😊



Jumat, 02 Februari 2024

Leila Khaled : Kisah Pejuang Perempuan Palestina

 


Konflik Palestina dan Israel bukanlah konflik kemarin sore, dua negara itu bersiteru lama sejak PBB menetapkan Israel sebagai sebuah negara pada tahun 1948. Tidak ada lagi Islam dan Yahudi yang hidup berdampingan, padahal persis sebelum penetapan itu mereka hidup rukun dalam satu ruang lingkup yang sama. Tidak ada lagi Haifa yang penuh suara tawa anak-anak yang Bahagia, Haifa itu kehilangan tuan rumahnya yang dipaksa pergi menempati kamp-kamp pengungsian.

Saya sangat meyakini, bahwa konflik kedua negara tersebut bukan sepenuhnya perihal Agama, karena Israel menumpahkan darah bukan hanya umat Islam tetapi juga Nasrani. Tapi pertumpahan darah yang dilakukan Israel mengetuk pintu hati siapapun yang melihatnya, bagaimana keserakahan itu menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan. Namun saya merasakan dahaga pada apa yang melatarbelakangi perang ini tak pernah terhenti, bahkan bungkamnya negara-negara besar atas konflik kemanusiaan itu sungguh di luar nalar.

Sampai kemudian pada awal tahun ini, saya menemukan sebuah buku tentang kisah pejuang Perempuan Palestina : Leila Khaled. Yang ditulis oleh Sarah Irving. Buku ini membuka pikiran tentang paham yang mengatakan bahwa konflik Palestina dan Israel adalah konflik Agama, perjuangan kemerdekaan Palestina saat ini lebih banyak di salah pahami sebagai perang agama. Padahal jika kita menengok ke belakang dengan membaca buku ini, kita akan menemukan bahwa konflik itu terlalu rumit dan Panjang, maka tidak terlalu berlebihan jika saya mengatakan semua konflik ini tidak akan pernah terjadi seandainya PBB tidak menetapkan negara Israel kala itu, tidak menutup kemungkinan Umat Islam dan Yahudi masih hidup dengan berdampingan secara tenang di Haifa. Namun saya juga tidak menafikkan kalau tanah yang diperebutkan itu menjadi tanah suci tiga agama, Islam, Nasrani dan Yahudi  yang memiliki keyakinan masing-masing tentang tanah suci  peninggalan nabi-nabi.

Leila Khaled, seorang pejuang Perempuan yang pernah membajak pesawat tersebut adalah seorang anggota organisasi sayap kiri,  PFLP. Leila Khaled lahir pada 9 April 1944 di kota Pelabuhan Haifa. Keluarganya adalah bagian dari kelas menengah bawah yang hidup cukup. Ayahnya, Ali Khaled memiliki sebuah kedai, bisnis yang telah dijalankan selama lebih dari 20 tahun, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Leila adalah anak keenam dari dua belas bersaudara.

Pada lembar-lembar pertama buku ini, penulis  memberikan catatan cukup penting tentang Haifa, yang pada masa kini selalu dipamerkan Israel bagi pemirsa di dunia Barat sebagai citra jerih payah negara itu membangun sebuah kota yang multi entnik, sebuah model bagaimana orang Arab dan Yahudi bisa hidup berdampingan. Sebagaimana kota-kota lain di Palestina, Haifa memiliki Sejarah Panjang bagaimana komunitas-komunitas Muslim, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan dalam hubungan yang cukup harmonis. Namun pada tahun 1946, permusuhan antara pemukim Yahudi baru di Palestina dengan penduduk Palestina mulai kental terasa di Haifa. Pada tahun itu, Palmach yang merupakan sebuah organisasi bawah tanah Yahudi, menyerang langsiran kereta di Haifa. Pada akhir tahun 1947, Irgun yang merupakan pasukan bersenjata Zionis lainnya, mulai menyerang kampung-kampung Arab di sekitar Haifa yang segera dibalas oleh orang Arab dengan menyerang pemukiman Yahudi. Saat itu penduduk Palestina sudah mulai khawatir akan banyaknya  pemukim Yahudi di Kawasan tersebut, mereka merasa terpisahkan dengan kota-kota Arab lainnya dan terkurung dalam lingkaran permukiman Yahudi yang kian membesar.

Pada masa kerusuhan itulah Leila Khaled tumbuh di lilngkungan tersebut. Leila memiliki kenangan masa kecilnya dengan seorang teman Yahudi, gadis kecil Bernama Tamara. Ia pun menceritakan hubungan yang cukup baik antara keluarganya dengan para pemukim Yahudi di Badar sampai PBB memutuskan membagi wilayah antara Palestina dan Israel pada November 1947.

Ungkapan Leila Khaled  Ketika mengenang peristiwa itu: Titik balik pertemananku dengan Tamara terjadi pada 29 November 1947 ketika PBB mempartisipasi Palestina antara aku dan Tamara. Tamara diberi 56 persen dari tanah airku, sementara aku diharapkan untuk menerima Keputusan itu dan memberi selamat pada kaum Tamara.” (Hlm 17)

Sejak 1948, tepatnya tanggal 9 April bertepatan dengan ulang tahun Leila, dikenang sebagai hari berkabung bagi orang Palestina. Pada hari itu, 100 orang lebih dari 750 orang penduduk desa Deir Yassin di sekitar Yerusalem dibantai oelh Irgun dan Geng Stern, kaum milisi yang acapkali mengebom dan melakukan Tindakan kekerasan lain pada komunitas Palestina. Aksi-aksi mereka kala itu menjadi episode paling memalukan dalam Sejarah pendirian negara Israel.

Cerita masa kecil Leila Khaled dalam buku ini ditulis dalam narasi wawancara, maka tidak heran selain bercerita tentang Leila Khaled, buku ini juga banyak memberikan informasi lain seputar Palestina, Gender dan organisasi-organisasi perlawanan Palestina, khususnya PFLP yang menjadi wadah Leila dalam berjuang untuk pembebasan Palestina. PFLP sendiri merupakan organisasi revolusioner berhaluan Marxis yang memetik inspirasinya dari ide tokoh-tokoh seperti Che Guevara dan Fidel Castro. Sebagaimana organisasi induknya, PFLP membuat peraturan ketat tentang tugas dan kewajiban dalam kehidupan partai. Para anggota harus mendapat izin dari pimpinan untuk Keputusan besar dalam hidup dan mereka juga harus membuktikan kesungguhan mereka dengan aktivitas-aktivitas tertentu sebelum diangkat menjadi anggota.

Semangat kebebasan yang lahir dan tumbuh di jiwa Leila Khaled sempat membuat sang ibu khawatir, mengingat Leila mulai ikut dalam demonstrasi Bersama anak-anak Palestina lain sejak umur 10 tahun. Turun ke jalan Bersama seisi sekolah tidak menjadi persoalan bagi kedua orangtuanya, karena itulah sikap anak Palestina sejati yang selalu ingat akan asal usulnya dan Bersiap pulang ke tanah air. Cerita-cerita dari kakak Leila mengenai pemukulan yang dialami demonstran dalam aksi menolak kunjungan Menteri Luar Negeri AS John Foster Dulles ke Timur Tengah kian memacu semangat Leila. Namun saat Leila  terlibat jauh dalam aktivitas politik di ANM dan pergi ke rapat-rapat Bersama kakak perempuannya, sang Ibu mulai cemas akan reputasi para anak gadisnya. Pada 1950-an, Tirus adalah kota yang terbilang konservatif dibanding Beirut yang lebih kosmopolit. Dukungan untuk gadis-gadis Khaled malah datang dari orang yang tak diduga-duga yaitu ayah mereka, yang sudah sakit-sakitan sejak berjuang untuk Palestina pada 1948. Menanggapi kecemasan istrinya akan anak-anak Perempuan mereka, ia berkata : “ Jika mereka ingin pulang ke tanah air mereka, mereka harus memperjuangkannya.”

Untuk lebih lengkap dan jelas bagaimana perjalanan Leilla Khaled sebagai pejuang Perempuan sayap kiri, saya sarankan untuk segera membaca buku ini, selain kita akan mendapati inspirasi perjuangan, kita juga akan memahami lebih dalam tentang Sejarah Panjang konflik Palestina dan Israel. 

“ para Pemimpin negara Arab, yang gagal memberi dukungan penuh pada 1948, menggunakan isu kemerdekaan Palestina sebagai platform politik yang bisa dipamerkan antara satu sama lain, sambil mengalihkan pemberontakan dalam negeri mereka sendiri tanpa ada komitmen yang sungguh-sungguh baik secara Politik maupun militer.” (Hlm 41)

“ di luar Palestina dan dunia Arab, persoalan Palestina tidak tampak. Pejuang Palestina sekarat dalam operasinya, rakyat Palestina menjadi korban segala macam pembantaian dan penindasan oleh pendudukan Israel, sedangkan dunia membutakan diri, pada tingkatan negara dan media semua berpaling menghindari persoalan Palestina.” (Hlm 51)

“sepanjang waktu ini, dalam seluruh pernyataanku, aku selalu mengatakan bahwa kami terpaksa melakukan ini. Kami melakukannya bukan berarti kami menyukainya. Kami paham bahwa orang-orang itu (para penumpang pesawat) tidak ada sangkut pautnya dengan konflik ini. Tapi sebelum itu, tidak ada yang mendengar jeritan kami dari tenda-tenda pengungsian, tak ada yang mau mendengar  atau menyimak atau belajar soal penderitaan kami. Tak ada yang tahu mengenai mereka yang disiksa di penjara. Atau bahkan jika mereka tahu, mereka tak mau berbuat apa-apa. Jadi kami tak melihat adanya cara lain dan kami hanya memakainya dalam waktu yang singkat, hanya sekedar membunyikan lonceng pada dunia. Kami merasa ada ketidakadilan menimpa kami dan tak ada orang yang mau tahu.” Leila Khaled. (Hlm 53)

“demokrasi Palestina adalah dunia yang dipenuhi senjata, harus ada keseimbangan antara demokrasi dan senjata.” (Hlm 93)

Sedikit informasi, ternyata Leila Khaled juga satu wadah organisasi dengan Gassan Kanafani yang merupakan Gembong PFLP, kebetulan karya Kumpulan cerpennya yang berjudul Matinya Ranjang nomor 12 baru saja saya baca akhir tahun 2023 kemarin.

Selamat membaca dan menyelami Samudra ilmu yang tak bertepi. 😊





Kamis, 18 Januari 2024

Dialog dalam Perspektif Al-Qur'an

 


DIALOG DALAM AL-QUR’AN

Oleh : Fitriyah Syam’un, S.Ud, M.Ag

 

Abstrak

Islam mengajak penganutnya untuk beribadah dengan melakukan interaksi dengan baik kepada sesamanya, baik sesama saudara seiman maupun kepada antarumat beragama lain. Itu artinya Islam adalah agama Sosial yang menjadi solusi pada setiap permasalahan kecil maupun besar, seperti halnya Dialog. Dialog menjadi topik yang menarik untuk dikaji lebih dalam, terkhusus pada era kejayaan teknologi saat ini, yang mana banyak percakapan-percakapan secara langsung atau tidak langsung begitu mudah dilayangkan tanpa ada rem pembatas, sehingga secara tidak langsung merusak etika Dialog yang sejatinya telah diatur oleh Al-Qur’an pada 14 abad yang lalu.

Lantas bagaimana Islam  mengatur  Dialog dengan baik dan tidak menyakiti? Bagaimana Ayat-ayat Dialog dalam Al-Qur’an difirmankan? Dalam artikel ini penulis mencoba mengkaji lebih dalam terkait ayat-ayat Dialog dalam Al-Qur’an dan bagaimana tafisir pada ayat-ayat tersebut, penulis mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi data  dokumen atau kepustakaan (library resarch), yaitu dengan mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang Dialog, sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek penelitian dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek pembahasan yang dibahas, sebagai acuan sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Qur’an menggunakan banyak istilah untuk meunjukkan makna Dialog, bahkan dialog yang disebutkan dalam al-Qur’an bukan hanya dialog antar sesama manusia dengan satu keyakinan yang sama, tetapi terdapat juga dialog   antara para rasul dengan kaumnya, antara kekuatan baik dan jahat, atau intern kekuatan jahat dan baik, dialog dengan ahli kitab, kaum munafik, pengikut fanatik tradisi buruk nenek moyang, dialog tentang wujud Allah dan keesaan-Nya, hari kebangkitan dan sebagainya. Al-Qur’an juga mengatur bagaimana etika dalam berdialog, sehingga tidak timbul berat sebelah ketika salah satu  mengutarakan pendapatnya.

Keyword: Al-qur’an, Tafsir, Dialog.

 

 

 

 

 

 

 

Pendahuluan

Islam datang saat manusia sedang dalam kejahiliahannya menjalani keyakinan, adat dan tradisi yang keliru tentang kemanusiaan. saat itu mereka mengatur tatanan kehidupan tanpa mengoreksi apakah hal tersebut sesuai dengan tujuan memanusiakan manusia atau tidak, karena bagi mereka menjalani tradisi nenek moyang adalah sebuah harga mati yang harus dipertahankan. Namun Islam datang bak cahaya di ruang gelap, ia datang bak air hujan yang menyirami tanah yang tandus, Islam datang untuk mengangkat derajat kemanusiaan, mengatur dengan bijak segala tatanan kehidupan. Muhammad saw datang membawa Islam dengan ajarannya yang mengatur segala aspek, baik aspek dunia maupun akhirat.

Keragaman dan perbedaan merupakan merupakan salah satu ketentuan tuhan (sunnatullah) yang menjadikan kehidupan ini menjadi penuh warna, hal itu menjadi lazim jika kita melihat dari fakta bahwa adanya siklus kehidupan yang menuntut manusia untuk berinteraksi dan berkompetisi.

Berangkat dari fakta tersebut maka diperlukan sebuah jembatan untuk menghubungkan perbedaan itu untuk bersama-sama membangun kehidupan di dunia secara harmonis. Perbedaan akan terasa indah bila bisa kita kelola dengan baik dalam satu wadah yaitu kebersamaan. Dalam al-Qur’an telah disebutkan bahwa fungsi manusia di muka bumi ini adalah sebagai khalifah Tuhan yang bertugas untuk menjaga dan memakmurkan bumi di tengah-tengah banyak perbedaan namun tentang mampu kebersamaan. Hal tersebut dirumuskan dalam sebuah ungkapan al-Qur’an Lita’arafu (agar kamu saling mengenal). Karena dengan saling mengenal manusia akan saling memahami dan menghargai perbedaan, sehingga akan terwujud kerja sama untuk menciptakan kemaslahatan bersama. Dan salah satu cara untuk saling mengenal adalah terciptanya Dialog.

Dialog merupakan konsekuensi logis dari semua keragaman dan perbedaan, itulah mengapa dialog menjadi bagian dari perintah agama agar saling mengenal dan bekerja sama. Oleh karenanya Islam sendirimemberikan perhatian besar terhadap dialog melalui kitabnya yaitu al-Qur’an, maka tidaklah berlebihan jika kita mengatakan bahwa Islam adalah agama Dialog, karena ajaran Islam menembus setiap tatanan kehidupan baik dunia maupun akhirat.

 Permasalahan Dialog menjadi semakin pelik diabad 21, itulah mengapa kajian tentangnya menjadi sangat penting di masa kemajuan teknologi saat ini, agar manusia kembali merenungi ayat-ayat Al-Qur’an tentang bagaimana melakukan dialog dengan cara yang paling baik dan tidak menyakiti satu sama lain, namun justru dengan dialog manusia semakin mampu menciptakan perbaikan dan kebersamaan untuk sama-sama berlomba-lomba dalam meraih keridhaan Tuhan.

Dialog

Dialog didefinisikan sebagai percakapan, berdialog artinya melakukan proses tanya jawab secara langsung, bercakap-cakap. Sedangkan dialogis artinya bersifat terbuka dan komunikatif. Dialog juga menjadi salah satu caara manusia agar saling mengenal satu sama lain, selain merupakan konsekuensi logis dari keragaman dan perbedaan, Dialog juga merupakan salah satu perintah agama Islam, agar penganutnya saling bekerja sama dalam kebaikan.

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat [49]: 13)

Islam memberikan perhatian besar terhadap Dialog dengan meletakkan kaidah dan etikanya. Tidak kurang dari 120 sikap dialogis ditunjukkan dalam Al-Qur’an dengan menggunakan sekitar 1000 ayat atau 1/6 kandungannya. Kata قال dengan segala bentuk derivasinya; قالوا, يقول, قل, قولو, يقولون dan lainnya yang menunjukkan bentuk-bentuk dialog dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 1700 kali.

Objek dan pelaku dialognya pun beragam, diantaranya terdapat dialog antara para rasul dengan kaumnya, antara kekuatan baik dan jahat, atau intern kekuatan jahat dan baik, dialog dengan ahli kitab, kaum munafik, pengikut fanatik tradisi buruk nenek moyang, dialog tentang wujud Allah dan keesaan-Nya, hari kebangkitan dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang dinamis dan realistis, serta mampu menyesuaikan diri pada setiap ruang dan waktu.

            Dialog menjadi hal yangat penting bagi kehidupan mengingat perkembangan dunia modern yang diwarnai dengan berbagai pertikaian, perpecahan, permusuhan dan peperangan antar kelompok maupun individu demi kepentingan-kepentingan tertentu. Oleh sebab itu perlu ditanamkan sikap saling memahami eksistensi masing-masing, memperkuat kerja sama dan mendekatkan keragaman dan pertikaian melalui dialog konstruktif.

Term Dialog dalam al-Qur’an

Padanan kata ini yang biasa digunakan dalam bahasa Arab, yaitu الحوار (al-hiwar). Selain itu, terkait dengan dialog juga dikenal istilah al-jadal, al-mira’, al-mahajjah dan al-munazharah yang pengertiannya lebih dekat pada perdebatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat diartikan pembahasan dan pertukaran pendapat mengnai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Kata al-hiwar, al-jadal, al-mira’, al-mahajjah dengan segala derivasinya dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, sedangkan al-munazharah tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dengan pengertian seperti di atas. Walau demikian, istilah al-munazharah sangat populer dalam tradisi keilmuan Islam sebagai bentuk adu argumentasi.

1.     Al-Hiwar

¼çm¯RÎ) £`sß br& `©9 uqçts ÇÊÍÈ

Artinya: Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Al-Insyiqaq [84]: 14)

Pada ayat tersebut hiwar bermakna kembali dan Dialog diungkapkan dengan kata hiwar karena di dalamnya terdapat pembicaraan dan proses tanya jawab secara bergantian dengan argumentasi masing-masing, dan tidak jarang bila kemudian salah seorang peserta dialog menarik pandangannya yang ternyata keliru untuk kembali kepada kebenaran yang terpampang secara benderang (putih) di hadapannya.

šc%x.ur ¼çms9 ֍yJrO tA$s)sù ¾ÏmÎ7Ås»|ÁÏ9 uqèdur ÿ¼çnâÍr$ptä O$tRr& çŽsYø.r& y7ZÏB Zw$tB tãr&ur #\xÿtR ÇÌÍÈ

Artinya: Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia Berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat" (QS. Al-Kahfi [18]: 34)

ôs% yìÏJy ª!$# tAöqs% ÓÉL©9$# y7ä9Ï»pgéB Îû $ygÅ_÷ry þÅ5tGô±n@ur n<Î) «!$# ª!$#ur ßìyJó¡tƒ !$yJä.uãr$ptrB 4 ¨bÎ) ©!$# 7ìÏÿxœ ÅÁt/ ÇÊÈ

Artinya: Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Mujadalah [58]: 1)

Redaksi yuhawir dan tahawur dalam bahasa Arab mengesankan adanya keikutsertaan pihak lain (al-musyarakah), tetapi kata yuhawir lebih mengesankan keunggulan pihak yang melakukannya. Sementara kata tahawur menunjukkan kesetaraan pihak-pihak yang terlibat.

2.     Al-Jadal

Dalam sejarah keilmuan Islam, al-jadal menjadi disiplin ilmu tersendiri yang didefinisikan oleh al-Qanuji sebagai ilmu yang membahas berbagai cara untuk menetapkan atau membatalkan sebuah sikap atau pandangan. Tujuannya adalah memperkuat kemampuan untuk meruntuhkan dan melemahkan argumentasi lawan bicara.

óOçFRr'¯»yd ÏäIwàs¯»yd óOçFø9y»y_ öNåk÷]tã Îû Ío4quŠysø9$# $u÷R9$# `yJsù ãAÏ»yfム©!$# öNåk÷]tã uQöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# Pr& `¨B ãbqä3tƒ öNÍköŽn=tã WxŠÅ2ur ÇÊÉÒÈ

Artinya: Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)? (QS. An-Nisa’ [4]: 109)

Dalam al-Qur’an, penggunaan kata al-Jadal pada sejumlah konteks pembicaraan terangkum menjadi lima poin pembahasan: Pertama, Membandingkan kehidupan dunia dan akhirat, qur’an surat an-Nisa ayat 109. Kedua, mengalahkan kebatilan dengan kebenaran, qur’an surat al-Ankabut ayat 46. Ketiga, menolak kebenaran dengan kebatilan, qur’an surat al-Mu’min ayat5. Keempat, perdebatan dengan cara-cara terpuji, qur’an surat an-Nahl ayat 125. Kelima, perdebatan dengan cara-cara yang kotor, qur’an surat al-Hajjayat 3.

3.     Al-Mira’

 4 @è% þÎn1§ ãNn=÷ær& NÍkÌE£ÏèÎ/ $¨B öNßgßJn=÷ètƒ žwÎ) ×@Î=s% 3 Ÿxsù Í$yJè? öNÍkŽÏù žwÎ) [ä!#zÉD #\Îg»sß Ÿwur ÏMøÿtGó¡n@ OÎgŠÏù óOßg÷YÏiB #Yymr& ÇËËÈ

Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka. (QS. Al-Kahfi [18]: 22)

Ayat di atas berisi perintah untuk tidak berbantah-bantahan dalam hal bilangan pemuda yang menghuni gua, sebab itu merupakan persoalan gaib dan tidak mendatangkan manfaat. Yang dimaksud dengan orang yang akan mengatakan ini ialah orang-orang ahli kitab dan lain-lainnya pada zaman Nabi Muhammad saw.

Berdasarkan penafsiran surat Al-Kahfi ayat 22, dapat disimpulkan bahwa agaknya padanan yang lebih tepat untuk kata al-mira’ dalam bahasa Indonesia adalah debat kusir, yaitu debat tanpa disertai alasan yang masuk akal, atau juga dapat dikatakan sebagai sikap ngeyel yang artinya tidak mau mengalah dalam berbicara dan ingin menang sendiri.

4.     Al-Mahajjah/al-Muhajjah

Kata ini berasal dari kata hujjah yang artinya argumentasi/alasan. Bentuk kata al-mahajjah menunjukkan adanya keikutsertaan pihak lain, sehingga bermakna saling berargumentasi dalam rangka melemahkan lawan bicara.

öNs9r& ts? n<Î) Ï%©!$# ¢l!%tn zN¿Ïdºtö/Î) Îû ÿ¾ÏmÎn/u ÷br& çm9s?#uä ª!$# šù=ßJø9$# øŒÎ) tA$s% ãN¿Ïdºtö/Î) }În/u Ï%©!$# ¾ÇósムàMÏJãƒur tA$s% O$tRr& ¾ÄÓóré& àMÏBé&ur (  

 Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) Karena Allah Telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” (Q.S al-Baqoroh: 258)

Ayat di atas menceritakan perdebatan yang dilakukan seorang Raja dari Babilonia bernama Namrudz terhadap Nabi Ibrahim. Yang dimaksud bahwa Raja Namrudz dapat menghidupkan adalah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan ialah membunuh. perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.

Selain empat istilah di atas yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukkan makna dialog dan yang sejenis dengannya, dalam tradisi keilmuan Islam juga dikenal ilmu al-munazharah yang fungsinya sama dengan dialog atau debat.

Tata Cara berdialog menurut al-Qur’an

Pakar sosiolog muslim kenamaan, Ibnu Khaldun, dalam karyanya al-Muqaddimah mengingatkan betapa pentingnya meletakkan dasar-dasar dan kode etik dialog dan debat. Daintaranya :

1.     Bersih niat dan betujuan mencari kebenaran, (Q.S Hud: 88)

2.     Memperhatikan dan mendengarkan lawan bicara dengan baik. (Q.S Thaha : 65)

3.     Bersikap adil, obejektif, dan proporsional. (Q.S ali Imran : 113-114)

4.     Berbekal ilmu dan argumentasi yang kuat. (Q.S al-Hajj : 3)

5.     Menggunakan retorika yang singkat dan jelas. ( Q.S an-Nisa : 46)

6.     Memilih kata-kata yang baik, lemah lembut dan tidak keras kepala (Q.S Thaha : 43-44)

7.     Berangkat dari Common Platform (titik persamaan). (Q.S ali Imran : 64)

8.     Menghormati lawan bicara dan tidak merendahkannya. (Q.S al-An’am : 108)

9.     Menghindari fanatisme berlebihan. ( Q.S al-Baqoroh : 170)

10.  Menghindari sikap ngeyel/ingin menang sendiri. ( Q.S al-Kahfi : 22)

Dialog antar umat beragama

Dialog merupakan salah satu bentuk komunikasi dua arah, karena jika komunikasi hanya berjalan satu arah atau didominasi hanya salah satu pihak, maka itu disebut dengan monolog.

Dialog memberikan kesempatan yang sama bagi kedua belah pihak untuk menyatakan pendapatnya atau memberikan tanggapan terhadap pendapat pihak lain. Hal itu sejurus dengan dialog antar umat beragama lain yang diartikan sebagai bentuk komunikasi yang berbeda dimana masing-masing agama mempunyai kedudukan yang setara dalam proses komunikasi.

Hubungan baik antar umat beragama memerlukan usaha dari kedua belah pihak untuk saling menghormati dan saling menjadikan ajaran agama masing-masing sebagai dasar untuk menghormati hak umat lain dalam sebuah komunitas yang sama. Al-qur’an tidak melarang komunitas muslim untuk menjalin pertemanan yang baik dengan non muslim, sepanjang mereka tidak memerangi komunitas muslim dalam agama dan tidak mengusir dari kampung halaman mereka, sebagaimana dala al-qur’an disebutkan:

žw â/ä38yg÷Ytƒ ª!$# Ç`tã tûïÏ%©!$# öNs9 öNä.qè=ÏG»s)ムÎû ÈûïÏd9$# óOs9ur /ä.qã_̍øƒä `ÏiB öNä.̍»tƒÏŠ br& óOèdrŽy9s? (#þqäÜÅ¡ø)è?ur öNÍköŽs9Î) 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏÜÅ¡ø)ßJø9$# ÇÑÈ   $yJ¯RÎ) ãNä39pk÷]tƒ ª!$# Ç`tã tûïÏ%©!$# öNä.qè=tG»s% Îû ÈûïÏd9$# Oà2qã_t÷zr&ur `ÏiB öNä.̍»tƒÏŠ (#rãyg»sßur #n?tã öNä3Å_#t÷zÎ) br& öNèdöq©9uqs? 4 `tBur öNçl°;uqtFtƒ šÍ´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqßJÎ=»©à9$# ÇÒÈ

Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. (Qs al-Mumtahanah:8-9)

Menurut ibnu kasir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa mereka tidak membantu (orang-orang) untuk memerangi dan mengusirmu. dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa allah tidak melarang kamu menjalin hubungan baik dengan orang-orang kafir yang tidak memerangimu karena agama, seperti kaum wanita dan orang-orang lemah dari mereka.

Penutup

Ayat-ayat al-Qur’an yang penulis paparkan di atas menunjukkan, bahwa Islam telah mengatur segala aspek kehidupan termasuk dialog di dalamnya. Dalam Al-Qur’an, istilah yang berdekatan dengan makna dialog antara lain al-hiwar, al-jadal, al-mira’ dan al-muhajjah. Mengingat adanya kemungkinan ditolak dan diterimanya suatu argument, maka diperlukan etika yang mengatur proses selama dialog berlangsung, etika itulah yang harus diamalkan sehingga sebuah dialog tidak menimbulkan perpecahan.

Dialog merupakan salah satu cara untuk saling mengenal dan bekerja sama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, baik sesama antar umat beragama ataupun umat beragama lain. Al-Qur’an telah mengatur secara jelas melalui ayat-ayatnya terkait etika berdialog, dengan harapan ketika seseorang mengamalkan ayat-ayat tersebut maka akan timbul  sebuah dialog yang tenang tanpa permusuhan, perpecahan apalagi sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, sehingga menmbulkan perilaku buruk dalam berdialog.

 

DAFTAR PUSTAKA

Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik (Tafsir Al-Qur’an Tematik). Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2009

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Hubungan Antar Umat Beragama. Jakarta, Departemen Agama RI:2008

Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Terj.Tafsir Ibnu Kasir Juz 28. Bandung, Sinar Baru Algesindo: 2012

 

 


72 PENYIHIR PUN BERSUJUD

  Akhir tahun yang penuh akan sejarah, selain saya terus membaca perjalanan hidup Nabi Saw. yang ditulis oleh beragam penulis dengan latar b...