Untuk laki-laki tercinta kami
Bapak…
Apa
kabar? Bagaimana tempatmu di sana sekarang? Indah bukan?
Bapak
bisa melihat kami dari alam sana kan? Lihatlah pak, bapak sudah memiliki lima
cucu yang menggemaskan bukan main, dan akan terus bertambah jumlahnya, meregenerasi
seterusnya sampai dunia ini habis umurnya.
Pak…
Kami
selalu melangitkan doa untukmu tak pernah henti sampai nanti Tuhan membawa kami
juga untuk menemuimu, berkumpul lagi di tanah surga yang mengalir di bawahnya Sungai-sungai,
Insya Allah, Aamiin
Pak…
Tidak
terasa delapan tahun sudah berlalu atas kepergianmu, waktu berjalan melintas
cepat bak busur panah. Kami menjadi sudah sangat terbiasa tanpa kehadiranmu,
menjalani hari-hari tertatih penuh perjuangan mengemban jejak kehidupanmu yang
ditinggalkan. Tapi pak, percayalah kami akan terus meregenerasikannya, agar
amal jariyahmu tak pernah sedikitpun terputus.
Pak…
Delapan
tahun tanpamu, tak membuat kami melupakanmu, tidak akan pernah!
Bapak
tak perlu khawatir, kami selalu meletakkkanmu di dalam hati terdalam kami, kami
selalu membawa semangatmu dalam melanjutkan kehidupan, kami selalu berbisik
lirih pada Tuhan agar ia meletakkanmu di tempat terbaik Bersama ruh-ruh hamba-hamba
yang shalih.
Pak…
Meski
surat ini tak akan pernah dibaca olehmu, tapi kalimat-kalimat yang berhamburan
ini adalah kalimat kerinduan, sebuah kerinduan yang kami tahu tidak akan pernah
menemukan muaranya di dunia.
Sudah
ya pak, kami tutup surat ini dengan untaian doa yang tak pernah bosan mengetuk langit:
“Ya
Allah tempatkanlah laki-laki tercinta kami (Syam’un Abduh) di tempat terbaik di
sisimu dan jadikanlah alam kuburnya sebagai taman-taman surganya, yang
menenangkan dalam tidur panjangnya…” Aamiin
Cilegon,
September 2023
Saat
langit semakin erat memeluk gelap,
dari
kami anak-anakmu yang akan selalu merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar