Ayah
adalah sosok laki-laki yang akan melakukan apa saja untuk anaknya, tanpa perlu
diketahui anak-anaknya ia akan berjuang sendiri dibalik kerasnya dan beratnya
kehidupan.
Hari
yang cerah, di bawah langit yang biru bertabur awan putih. saya dan adik
laki-laki saya sedang bermain di halaman rumah, bermain serbuk-serbuk kayu yang
baru saja di giling. Untuk anak seusia kami
tentu bermain serbuk kayu itu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan
dan membahagiakan, itulah yang selalu membuat saya iri dengan anak kecil,
dimanapun dan kapanpun dia selalu bahagia dengan dunianya, senyum mereka tulus
dan ikhlas, sesuai sekali dengan apa yang telah dikatakan Buya Hamka “Ikhlas
dan Sejati akan bertemu dalam senyuman anak kecil”.
Saya tidak bisa mengingat jelas kala itu tahun
berapa dan saya berumur berapa, yang saya ingat hanya saat itu adalah waktu pagi
hari menjelang siang dan kemungkinan saya memang belum masuk sekolah.
Saya
dan adik saya semakin asyik dengan dunia serbuk kayu tersebut, hingga beberapa
waktu kemudian, sosok laki-laki yang gagah, menggunakan celana bahan warna
hitam, baju batik dan peci hitam yang selalu berada di kepalanya menghampiri
kami berdua. Laki-laki itu baru saja pulang, entah beliau dari mana. ia membawa
dua mobil-mobilan Truck yang masih dibungkus pelastik, menghampiri kami berdua
yang sedang bermain. saya ingat wajah beliau yang lelah, dan menyodorkan mainan
tersebut pada saya dan adik saya. Sontak kami berdua senang bukan main dan langsung membuka bungkusan pelastik mobil-mobil-an
tersebut, mengisinya dengan serbuk-serbuk kayu tadi.
Moment
yang ini saya hanya mengingatnya sebatas itu, saya tidak ingat setelah itu apa
yang Ayah lakukan. Tapi moment ini selalu membuat saya menangis kala saya
mengingatnya, karena yang menempel dalam ingatan saya sampai saat ini adalah
wajah Ayah yang terlihat lelah ketika menyodorkan dua mainan mobil-mobilan
tadi. Semoga Ayah yang sekarang di sisi Allah, ditemani dengan berjuta rahmatnya, aamiin
*Ayah rindu itu datang lagi, malam ini. dengan hembusan angin yang begitu lembut di tengah purnama yang bersinar terang*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar