Ruqayyah adalah
anak kedua dari Nabi Muhammad saw dan Khadijah ra, dia lahir setelah Zainab.
Dia memeluk Islam ketika tinggal di Makkah bersama ibu dan saudara-saudaranya.
Bersama mereka Ruqayyah ikut berbaiat di hadapan Nabi saw dan menyaksikan
bagaimana kafir Quraish mengisolasi mereka. bersama mereka Ruqayyah ikut
berjihad membantu perjuangan ayahnya di Makkah sampai ajal menjemput ibunya.
Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, kemudian diceraikan suaminya
karena dakwah yang dibawa oleh ayah mertuanya. Setelah itu Ruqayyah menikah
dengan Utsman bin Affan, lalu mereka ikut berhijrah ke Habasyah. Saat itulah
dia melahirkan anak laki-laki bernama Abdullah al-Akbar, sebuah nama sekaligus
julukannya. Puteranya meninggal saat berusia enam tahun setelah kedua matanya
dipatuk ayam.
Ruqayyah adalah
salah satu selasih dari selasih surga, ia adalah hembusan angin sepoi pada
waktu musim gugur yang indah. Ruqayyah adalah keturunan rumah tangga keimanan
dan ketakwaan, rumah tangga keikhlasan dan ketaatan, kesucian dan kesetiaan.
Hati Ruqayyah kecil telah menyaksikan kesediahan dan rasa iba atas sikap para
kaum kafir yang terang-terangan menabuh genderang perang terhadap ayahnya dan
para pengikutnya yang lemah. Bagaimana mereka diikat oleh tali, disimpan di
bawah terik panas sinar matahari yang membakar
dan di atas mereka di simpan batu-batu yang panas sampai mereka kembali
menyembah Tuhan patung mereka.
Ketika tinggal
sekitar 17 bulan di Madinah, Ruqayyah diserang penyakit cacar. Nabi
memerintahkan Utsman agar tetap berada di samping istrinya meskipun kaum
muslimin bersiap-siap untuk perang Badar. Ketika Nabi baru tiba dari perang
Badar, Ruqayyah wafat dan dimakamkan. Saat Fatimah duduk di makam Ruqayyah,
Fatimah menangisi saudarinya di samping Nabi saw. Nabi saw memegang Fatimah,
mengusap air matanya dengan ujung kain beliau. cukuplah beliau menunjukkan
kesabarannya di hadapan Allah. Ruqayyah turut berjuang di jalan Allah, Nabi saw
memuji keagungan Allah dan menitipkan Ruqayyah di sisinya.
Sumber
Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah,
Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar