Zainab adalah
putri sulung Nabi saw dengan Khadijah Ra. Ia lahir ketika Nabi saw berusai 30
tahun. Zainab menikah dengan putera bibinya dari pihak ibu, Abu al-‘Ash bin
al-Rabi’ sebelum masa kenabian. Bibinya Halah binti Khuwailid sangat dihormati
Nabi. Ketika Zainab bersama ibu dan saudara-saudaranya memeluk Islam, Abu
al-‘Ash tetap memegang agama yang dipeluk orang-orang Quraisy. Dari pernikahannya
dengan Abu al-‘Ash, Zainab melahirkan seorang putera bernama Ali yang meniggal
ketika menginjak usia dewasa. Nabi pernah memangku Ali ketika naik kendaraan
pada saat fathu Makkah. Kemudian lahir pula dari rahim Zainab seorang anak
perempuan bernama Umamah, yang kemudian dinikahi Ali bin Abi Thalib setelah
kematian Fatimah. Sesudah Ali wafat, Umamah diperistri oleh Mughirah bin
Naufal.
Sejarah
mencatat bahwa Zainab adalah puteri yang sangat patuh kepada ayahnya. Dia
selalu mencurahkan isi hatinya kepada kitab suci. Memohon agar Allah memberikan
hidayah kepada suaminya hingga terbuka hatinya untuk masuk Islam dan memohon
agar dia diberi ketenangan dan kekuatan atas apa yang akan terjadi. Kemudian
Abu ‘Ash memeluk Islam pada tahun ketujuh Hijriyah, namun baru saja ikatan
keluarga tersebut terajut, perpisahan terakhirpun terjadi. Pada tahun kedelapan
hijriyah, Zainab wafat. Abu ‘Ash hidup seorang diri sampai akhirnya setelah itu
dia pun menyusul istrinya.
Dengan
kepergian Zainab, wanita yang paling dicintai rasulullah saw. Keihklasan,
kebaikan dan pengorbanan yang sudah dilakukan Zainab merupakan inspirasi bagi
semua orang.
Sumber
Tulisan: Samiyah Menisi, Muhammad Rahmat bagi Wanita. Abdurrahman Umairah,
Wanita-wanita dalam Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar